Pasca Pemilu IPDP Ingatkan Sila Ketiga Pancasila

Pengurus IPDP Kaltim duduk bersama meminta masyarakat tidak terprovokasi, dan menjaga kondusifitas Kalimantan Timur. (foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Organisasi Ikatan Putera Daerah Peduli (IPDP) Kalimantan Timur, meminta berbagai elemen masyarakat, memegang teguh Persatuan Indonesia, pasca pemungutan suara Pemilu, Rabu (17/4) kemarin. Hasil Pemilu, tetap menunggu hasil penghitungan dan pengumuman resmi KPU.

Dalam keterangan pers di kantor IPDP Kalimantan Timur, Kamis (19/4), di Samarinda, IPDP mengeluarkan 4 pernyataan sikap. Mereka merasa perlu, ikut ambil bagian menjaga kondusifitas Kalimantan Timur.

“Kami merasa perlu mengimbau semua elemen masyarakat, untuk pertama, menjaga keamanan dan kondusifitas bersama di Kaltim, kedua menjaga dan merawat kekeluargaan, ketiga tidak mudah terprovokasi pihak tertentu, dan keempat bersama-sama menunggu hasil resmi KPU,” kata Ketua IPDP Kalimantan Timur, Fauzi Bahtar.

Fauzi menggarisbawahi, saat ini, tidak lagi menyuarakan dukungan peserta Pemilu di semua level tingkatan. “Jangan lagi 01, 02. Kembali ke sila ketiga Pancasila adalah Persatuan Indonesia,” tegasnya.

Diterangkan Fauzi, IPDP sebagai wadah yang juga berisikan pengurus dari berbagai Parpol, telah menginstruksikan semua anggotanya, untuk mengaw dengan baik surat suara sampai akhir. “Jangan saling klaim ini dan itu,” ujarnya.

Sedangkan, Wakil Ketua IPDP Agus Suwandi menegaskan, IPDP merangkul semua pihak, dan mengesampingkan perseteruan akibat beda pandangan politik. “IPDP identik dengan independen. Dalam hal politik berbeda itu biasa saja,” sebut Agus.

“Masing-masing memang punya pilihan. Perbedaan itu, harus kita terima dengan lapang dada. Politik oke, jangan dijadikan fanatisme. Hormati KPU yang sedang menghitung hasilnya. Apapun, kita harus menghormati,” tambah Agus.

Agus kembali meminta masyarakat, mengedepankan kedewasaan dalam berpolitik, dan menyikapi perbedaan. “Semua lapisan masyarakat mesti tenang, dan menjaga kondusif Kaltim. Jangan jadi kacau karena fanatisme kita. Kedepankan kedewasaan berpikir kita,” demikian Agus. (006)