RCEP: Mendulang Peluang di Tengah-tengah Perang Dagang AS-China

aa
RCEP adalah perjanjian perdagangan regional di antara negara-negara ASEAN, serta ekonomi raksasa Asia: China, India, Jepang dan Korea Selatan. (Hak atas foto GETTY/BAY ISMOYO Image caption)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Presiden Joko Widodo akan menghadiri ASEAN Summit pada akhir pekan ini, dengan salah satu agenda mendorong terwujudnya perjanjian perdagangan bebas regional Asia, RCEP (Regional Comprehensive Economis Partnership), seperti diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di media nasional. Arrmanatha mengatakan bahwa negosiasi RCEP diharapkan dapat segera selesai untuk menguatkan ekonomi ASEAN di tengah-tengah perang dagang.

RCEP adalah perjanjian perdagangan regional di antara negara-negara ASEAN, serta ekonomi raksasa Asia: China, India, Jepang dan Korea Selatan. Pengamat ekonomi internasional Fithra Faisal dari Universitas Indonesia menilai itu adalah langkah yang positif, meskipun China, yang merupakan motor kerja sama, sedang terlibat perang dagang dengan AS.

“Dengan adanya perang dagang jelas kita butuh alternatif dan jelas butuh untuk melakukan penguatan, baik dari sisi domestik maupun regional,” ujar Fithra kepada BBC News Indonesia, Kamis (20/06).

‘Menyeimbangkan kutub’

Fithra juga menambahkan bahwa RCEP penting untuk “menyeimbangkan kutub” dan “obat penawar dari arus deglobalisasi yang sekarang sedang terjadi.” “Regionalisme itu positif dan menguntungkan negara-negara yang menjalankan kerja sama ekonomi tersebut,” ungkap Fithra.

Pendapat senada diutarakan oleh pengusaha Shinta Kamdani, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kadin. Shinta mengatakan bahwa Indonesia justru dapat mengambil peluang dari perang dagang AS dan China dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara RCEP.

“Selalu kalau perjanjian dagang itu ada winners ada losers pada akhirnya. Tetapi kalau sudah ditimbang-timbang, beberapa sektor membutuhkan dan itu akan bisa meningkatkan ekspor mereka ke negara-negara yang bersangkutan,” papar Shinta.

Selain dari sisi ekspor, Shinta juga melihat RCEP berpotensi untuk dapat meningkatkan investasi dari negara-negara terkait. “Jadi ini juga yang harus dipertimbangkan, perjanjian komprehensif seperti ini tidak hanya akses pasar saja,” kata Shinta.

Apa itu RCEP?

RCEP adalah perjanjian perdagangan regional di antara negara-negara ASEAN, serta ekonomi raksasa Asia: China, India, Jepang dan Korea Selatan.Inisiatif RCEP dimulai sejak 2013, namun hingga sekarang masih belum mendapat kesepakatan akibat resistansi dari beberapa negara ASEAN dan Jepang.

Kesepakatan yang dibuat “kedua terbaik” oleh Fithra Faisal ini, adalah kesepakatan perdagangan bebas yang diikuti Indonesia semenjak harapan di Kemitraan Trans Pasifik (TPP) pupus dengan gagalnya AS bergabung di TPP. Perdagangan bebas seperti RCEP menurut pengamat ekonomi dapat meningkatkan nilai ekspor dan investasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sumber: BBC News Indonesia