Makna Perahu Padaw Tujuh Dulung Bagi Perayaan HUT Tarakan

Tampak perahu Padaw Tujuh Dulung yang akan diturunkan pada perayaan HUT ke-22 Tarakan, hari Minggu (15/12) ini. (Foto: Niaga.Asia)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Perayaan HUT ke-22 Kota Tarakan yang dilangsungkan Minggu (15/12) hari ini, dipastikan menarik.

Berbagai persiapan terus dimatangkan guna mensukseskan acara Iraw Tengkayu. Salah satunya, perahu Padaw Tujuh Dulung, yang akan diturunkan di Pantai Amal.

Padaw Tujuh Dulung berasal dari bahasa suku Tidung, yang artinya perahu Tujuh Dulung artinya Tujuh Haluan. Datu Norbeck, selaku pengarah acara prosesi penurunan Padaw Tujuh Dulung mengatakan, perahu tersebut memiliki tiga cabang haluan.

Yakni, haluan tengah bersusun tiga. Sedangkan haluan kiri dan kanan bersusun dua. “Tujuh haluan perahu bermakna jumlah hari dalam seminggu, di mana kehidupan manusia dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu,” kata dia.

Padaw Tujuh Dulung juga memiliki lima tiang berdiri tegak yang memiliki filosofi, bahwa agama Islam dengan salat lima waktu. “Di tengah padaw Tujuh Dulung, terdapat maligay atau biasa disebut rumah yang memiliki empat pintu dengan arti empat Mazhab dalam agama Islam” ujarnya

“Padaw Tujuh Dulung memiliki berbagai warna yang identik dengan suku Tidung, terdiri dari warna kuning, hijau, dan merah,” tambahnya.

Dalam haluan Padaw Tujuh Dulung, lanjut dia, hanya terdapat satu galian yang berwarna kuning, dengan makna kemuliaan dan hanya ada satu Tuhan yang Maha Kuasa.

Datu Norbeck menjelaskan, penurunan Padaw Tujuh Dulung dilakukan pada saat air surut dengan pemimpin upacara bernama Lingkuda. “Dan dipikul oleh 14 orang, pembawa panji 20 orang dengan berbagai warna. Pemain hadrah 30 orang, pemain musik kulintang 15 orang, dan pawang 5 orang,” sebutnya.

Selain penurunan Padaw Tujuh Dulung, perayaan HUT Tarakan ini juga disuguhkan tarian kolosal, yang diikuti 200 siswa dari perwakilan sekolah menengah di Tarakan.

“Pembuatan Padaw Tujuh Dulung sudah masuk ke tahap penyelesaian. Sedangkan untuk tahap finising akan dilakukan setelah parade budaya sehari sebelum acara Iraw Tengkayu,” demikian Datu Norbeck. (003)