Harga Cabei, Ayam, dan Tomat Bergerak Naik, Gula Tidak Mau Turun

Naiknya harga pakan memicu naiknya harga ayam potong. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Tiga hari menjelang Ramadan, tiga komoditi pangan yang rutin memicu inflasi di Samarinda khususnya, dan Kalimantan Timur umumnya, kembali naik harganya. Tiga komoditi pangan yang mulai bergerak naik harganya itu, yakni cabei rawit, ayam potong boiler, dan tomat untuk sayur, sedangkan gula pasir yang sudah naik harganya dari harga normal Rp12.500 per kilogram sejak dua bulan lalu, hingga hari ini tidak mau turun.

Berdasarkan pantauan Niaga.Asia di Pasar Segiri dan sejumlah pemilik warung makan yang biasa membeli kebutuhan pangan di Pasar Segiri, Selasa (21/4/2020), harga ayam boiler dari dikisaran Rp5000 per ekor atau jadi antara Rp35.000 – Rp40.000 per ekor.

Kemudian, harga tomat naik  Rp10.000 per kilogram, dari semula hanya Rp5000 per kilogram menjadi Rp15.000 per kilogram. Sedangkan cabei juga naik tajam, naik dua kali lipat, dari harga Rp30.000 per kilogram menjadi Rp60.000 per kilogram.

“Harga cabei dan tomat naik karena pasokan dari Sulsel berkurang, sedangkan cabei dan tomat lokal juga kurang karena faktor cuaca, kemarau,” kata Simin, pedagang di Pasar Segiri. “Khusus ayam, sudah naik di harga kandang, atau produsen, katanya harga naik karena harga pakan ayam naik,” sambungnya.

Sedangkan Tumini, pemilik warung Lamongan yang hanya berjualan malam hari, mengeluhkan harga gula pasir yang sudah dua bulan tak turun-turun harganya, yakni bertahan Rp19.000 per kilogram, atau diatas harga eceren tertinggi dari pemerintah Rp12.500 per kilogram.

“Beli  satu karung, beli satu kilo, harga gula sama saja jatuhnya, Rp19.000 per kilogram. Saya pilih beli kiloan saja, sambil menunggu ada operasi pasar, mana tau nanti dapat gula murah, Rp12.500 per kilogram,” ucap Tumini.

Stok Bahan Pangan Mencukupi

Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa untuk beras dalam 3 bulan ke depan ini sedang panen raya, sehingga harapannya stok beras menjelang hari Lebaran nanti mencukupi dan secara keseluruhan bahan pangan tersedia.

”Demikian pula dengan jagung juga stoknya tercukupi. Kemudian bawang merah kita menjelang panen di berbagai daerah, mulai dari Brebes dan daerah lain di Agam dan yang lain,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas), Selasa (21/4).

Untuk bawang putih, Menko Perekonomian sampaikan bahwa Pemerintah sudah memberikan perizinan untuk masuk barang impor dan ini akan masuk dalam jumlah yang cukup menjelang Lebaran. Demikian pula dengan cabai merah, cabai rawit. Kemudian daging sapi, daging ayam, gula pasir. Gula pasir pun akan ada masuk di bulan Mei ke depan.

Kalau dari segi harga, Menko Perekonomian tegaskan tidak mengalami banyak perubahan. Harga beras medium masih sekitar Rp12.000, premium Rp12.750. Ini harga di pasar-pasar basah di 34 provinsi.

“ Gula pasir Rp18.400 dan di pasar ritel modern itu sekitar Rp12.500,” ujarnya.

Menurut Menko Perekonomian, Daging sapi sempat mengalami penurunan Rp117.800, cabai rawit itu Rp39.600, cabai merah Rp31.200, bawang merah Rp43.750, bawang putih Rp41.500. Minyak goreng curah akibat CPO turun ini juga mengalami penurunan, Rp12.450, minyak goreng kemasan Rp14.700. Daging ayam Rp28.450 dan telur ayam ras.

Tingkat inflasi, menurut Menko Perekonomian, disumbang terutama ada kenaikan gula sebesar 0,02%, telur ayam 0,03%, dan bawang merah 0,01%. ”Kemudian kalau Januari, Februari, September, Oktober nah tentunya dibandingkan dengan yang lain beras memberikan andil inflasi. Secara keseluruhan bahan makanan relatif tersedia dan tentunya Bapak Presiden meminta agar cadangan beras pemerintah untuk diamankan,” pungkas Menko Perekonomian. (001/*)

Tag: