Penanganan Jalan di Teluk Bajau, Akan Dibuat Turap Penahan Longsor

Ruas jalan Samarinda – Sangasanga di Teluk Bajau, Mangkupalas berulang kali tertimbun tanah longsor dan menyulitkan pengendara motor roda dua maupun roda empat,  Senin (12/4) pagi. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA Penanganan jalan provinsi di kawasan Teluk Bajau yang sangat sering tak bisa dilalui akibat timbunan tanah longsor, setelah tanah longsoran disingkirkan dari badan jalan, tebing bukit yang rawat longsor akan dibeton. Fungsi beton untuk menahan logsoran.

“Membuat beton penahan longsor, solusi jangka panjang. Dananya sudah tersedia. Pekerjaan membuat beton penahan dinding bukit saat ini dalam proses lelang di LPSE/ULP (Unit Layanan Pengadaan) Barang dan Jasa Pemprov Kaltim,” kata Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji pada Niaga.Asia, Jum’at (23/04/2021).

Seperti dikatahui, ruas jalan yang terkena tanah longsor tersebut ditutup mulai 19 April sampai hari ini, 23 April 2021, agar pengangkatan  tanah menggunakan alat berat bisa  dilakukan.

Menurut Seno, lelang pekerjaan membangun turap (penahan dinding) setinggi 4,5 meter sepanjang bagian bukit yang rawan longsor ini longsor tengah dilakukan oleh ULP, tapi terkesan lambat.

“Kemarin saya sudah komunikasi dengan staf ULP, minta disegerakan lelang pekerjaan tersebut,  karena ini berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum,” ujarnya.

Tentang dimana dokumen proyek tersebut sekarang berada, Seno menyebut, masih tertahan di ULP. Alasan yang disampaikan ULP pekerjaan itu belum dilelang terkaitdengan peraturan lembaga ULP.

“ULP di provinsi lain tetap bisa melakukan tender. Namun di Kaltim malah tak bisa. Padahal,  ULP bisa meminta legal opini ke kejaksaan atau kepolisian agar lelang proyek tidak terhenti. Apalagi Perpresnya sudah ada.

“Kalau kita sudah menganggarkan ya, sudah harus mereka jalankan. Sekarang bola ada di mereka. PU sudah menyerahkan tinggal ULP aja yang laksanakan,” tambah Seno lagi.

Politisi dari Fraksi Gerindra itu menyebut sudah mencari jalan keluar dengan dana darurat. Namun urung terealisasi karena ada syarat yang tidak terpenuhi. Seandainya ULP cepat melakukan lelang, maka penyelesaian penanganan itu pun akan cepat pula. Setidaknya pada bulan ini sudah ada pengerjaan. Namun sampai saat ini masih nihil.

“Nanti akan timbul masalah kalau pekerjaan tidak selesai. Kalau mereka lelangnya di Mei, otomatis pekerjaannya Juni atau Juli. Untuk pengerjaan besar itu kan enggak bisa dalam waktu singkat. Jangan sampai gara-gara pelelangan tidak bisa, nanti dananya kembali menjadi silpa,” pungkasnya.

Penulis : Muhamaad Fahrurozi | Editor : Intoniswan

Tag: