Samarinda Kini di Zona Risiko Rendah COVID-19

Presiden Jokowi saat meninjau vaksinasi pelajar di SMPN 22 Samarinda, Selasa (24/8). (Foto: BPMI Setpres)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kota Samarinda kini berada di zona kuning atau risiko rendah penularan COVID-19. Dua daerah lain di zona yang sama adalah kota Balikpapan dan kabupaten Mahakam Ulu. Tujuh daerah lain di Kalimantan Timur di zona oranye atau risiko sedang.

Niaga Asia mengutip laman resmi covid18.go.id dimana posisi zona risiko rendah kota Samarinda dari pembaharuan data per 12 September 2021. Data itu diperbaharui setiap minggunya.

“Iya kita sekarang di zona risiko rendah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih, dikonfirmasi Niaga Asia, Sabtu (18/9).

Ismid mengungkap sederetan parameter Samarinda masuk di zona risiko rendah. Seperti positivity rate, angka kesembuhan, tracing kasus COVID-19, penurunan angka kematian hingga penurunan angka Bed Occupancy Rate (BOR) baik di rumah sakit maupun tempat karantina.

Tracing dan positivity rate itu paling menentukan,” ujar Ismid.

Ismid menerangkan, kota Samarinda sendiri melewati 4 kali puncak kasus sejak 2020 lalu. Tertinggi medio Juli-Agustus 2021 lalu di mana sempat membuat jajaran kesehatan pun kewalahan. Dalam sehari sempat menembus penambahan 200 kasus positif baru.

Infografis per Jumat (17/9) (sumber : Dinkes Samarinda)

“Tapi kan ini juga terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Tidak menyangka dengan varian delta ini,” terang Ismid.

Cakupan Vaksin Masih Rendah

Meski informasi vaksinasi massal dan gelaran kegiatan vaksinasi kerap digelar di sejumlah tempat, namun angka cakupan vaksin dari 659.315 target sasaran baru mencapai 26,96 persen dosis I dan 15.90 persen dosis II. Angka itu dilansir per Jumat (17/9) per pukul 17.00 WITA.

Menurut Ismid, kekebalan komunal harus dipercepat dengan cara melalui kegiatan vaksinasi. Namun demikian, percepatan vaksinasi masih terkendala dengan stok vaksin di daerah, khususnya di kota Samarinda.

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Foto : istimewa/net)

“Soal vaksin, itu kuota dari pemerintah pusat untuk Kaltim. Karena kita tidak ada kewenangan untuk mengatur kuota. Tapi saya optimistis, kedepannya (sebaran COVID-19 terkendali). Karena angka kasus positif juga sudah banyak,” sebut Ismid.

“Tapi dengan catatan bahwa tracing, dan vaksimasi terus berjalan. Tentunya juga tetap terapkan protokol kesehatan. Karena pandemi ini tidak bisa kita hindari ya,” jelas Ismid.

Ilustrasi (sumber: aptika.kemkominfo.go.id

Manfaat Aplikasi PeduliLindungi

Ismid tidak menampik, aplikasi PeduliLindungi yang menjadi program pemerintah pusat untuk menekan atau meminimalisir sebaran COVID-19, dengan cara di antaranya penggunaan barcode ketika masuk ke tempat umum juga cukup efektif.

“Iya, itu dari pusat cukup membantu. Karena biar bagaimanapun ekonomi juga harus tetap jalan. Capaian saat ini tentu capaian semua pihak di Indonesia. Mudah-mudahan semua bisa terus bersinergi. Cuma ya itu, tetap perlu mewaspadai varian COVID-19 baru adalah varian MU,” terang Ismid.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: