Dua Santri di Samarinda Hajar Gurunya Hingga Tewas Gegara HP Disita

Tim INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda melakukan olah TKP awal guru Ponpes dikeroyok dua santrinya, Rabu 23 Februari 2022 (Foto : HO-INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Salah satu Ponpes di Mugirejo RT 18 Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, dibikin geger pagi ini tadi. Eko Hadi Prasetya (43), seorang guru di Ponpes itu ditemukan bersimbah darah hingga dinyatakan meninggal di rumah sakit. Belakangan, Eko dianiaya dua santrinya sendiri yang sakit hati HP-nya disita.

Peristiwa itu terjadi usai salat Subuh sekitar pukul 05.30 WITA di jalan cor bersebelahan tembok Ponpes. Eko yang sebelumnya sempat terlihat salat Subuh, ditemukan terkapar. Eko sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong.

Mencuat dugaan Eko jadi korban pengeroyokan. Tim Unit Reskrim Polsek Sungai Pinang bergerak cepat mencari pelaku dan menangkap dua orang anak muda terduga penganiaya Eko.

“Sudah kita amankan dua orang di lokasi pesantren. Keduanya adalah santri,” kata Kanit Reskrim Polsek Sungai Pinang Ipda Bambang Suheri, dikonfirmasi niaga.asia, Rabu.

Dari kejadian itu, polisi mengamankan dua balok yang diduga digunakan untuk menganiaya Eko hingga akhirnya meregang nyawa.

“Juga HP (yang sempat disita korban). Jadi motifnya pelaku sakit hati karena HP-nya disita korban,” ujar Suheri.

Kedua pelaku kini meringkuk di penjara Polsek Sungai Pinang. Polisi menjeratnya dengan pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan.

Kasubnit INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda Aiptu Harry Cahyadi saat memberikan penjelasan (Foto : HO-tangkapan layar video INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda)

Tim INAFIS Satreskrim Polresta hari ini juga telah merampungkan lima reka adegan peristiwa berdarah itu. Terdapat luka di sejumlah bagian tubuh korban Eko.

“Luka robek besar di bagian kepala, dahi kanan dan punggung belakang,” kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena disampaikan melalui Kasubnit INAFIS Satreskrim Polresta Samarinda Aiptu Harry Cahyadi, dikonfirmasi niaga.asia terpisah.

Harry menerangkan, diperkirakan pukulan menggunakan kayu menyebabkan korban meninggal dunia.

“Pukulan kepada korban diperkirakan menggunakan kayu. Setelah dilakukan visum, jenazah diserahkan ke keluarganya,” ujar Harry.

Di akhir penjelasannya, Harry kembali merinci luka yang diderita pada korban.

“Di kepala, pelipis, leher, dan punggung belakang,” tutup Harry.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: