Andre Pratama: Pemkab Nunukan Seharusnya Atasi Masalah Angkutan Rumput Laut

Truk bermuatan rumput laut di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan menunggu giliran muatan di kapal KM Haru. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama meminta pemerintah daerah ikut memikirkan dan mencari solusi atas keterbatasan kapal pengangkut rumput laut dari  Nunukan ke Parepare, Sulawesi Selatan.

“Hasl panen meningkat bahkan melimpah, tapi rumput lautnya tidak bisa diperdagangkan karena sulitnya transportasi ke Parepare,” kata Andre pada Niaga.Asia, Minggu (25/04/2022).

Sebagai daerah kepulauan yang dikelilingi laut, Kabupaten Nunukan yang berada di perbatasan Indonesia – Malaysia, dicanangkan sebagai pusat budidaya rumput laut secara nasional dengan hasil produksi panen mencapai 5.000 ton per bulan.

Bersamaan  meningkatkan hasil panen, sudah seharusnya pemerintah dan pelaku usaha memikirkan kebutuhan penunjang yang salah satunya adalah, alat transportasi angkutan untuk pengiriman rumput laut ke Sulsel dan Surabaya.

“Jangan hanya program budidaya ditingkatkan, sementara hasil dari panen tidak bisa terjual, kalau begini percumakan,” sebutnya.

Harga rumput laut saat ini cukup baik berkisar Rp 26 ribu per kilogram kering, namun harga ini bisa saja tidak menjadi keuntungan bagi petani dan pengepul jika terjadi keterlambatan pengiriman barang ke lokasi pembeli.

Andre menuturkan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan, harus memikirkan persoalan ini dan jika memungkinkan masukkan dalam program kerja dinas.

Anggota DPRD Nunukan Andre Pratama bersama petani dan pekerja rumput laut Nunukan yang mengeluhkan terbatasnya kapal pengangkut rumput lau ke Parepare, Sulawesi Selatan. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

“Dari Dinas Kelautan dan Perikanan sudah berhasil mengembangan rumput laut, sekarang tugaskan DKUKMPP bekerja mencari solusi kelangkaan transportasi angkutan,” tuturnya.

Rumput laut merupakan komoditi andalan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi rumah tangga. Setiap tahun luasan budidaya terus berkembang dan bersamaan dengan itu harga beli ditingkat petani semakin membaik.

Masuknya kapal pengangkut barang tol laut belum maksimal bisa mengangkut hasil panen rumput laut Nunukan, begitu pula kapal-kapal penumpang yang selama ini mengangkut rumput laut menuju Sulawesi.

“Disaat masyarakat membutuhkan, disinilah seharusnya Pemkab Nunukan hadir menyelesaikan masalah. Tunjukan peran pemerintah yang katanya pedulinya akan hal ini,” ungkapnya.

Andre menyampaikan apresiasi kepada pengusaha asal Sebatik,  H. Momo yang berani menginvestasikan sebuah kapal berukuran besar sebagai alat pengangkut rumput laut dengan kapasitas 1.600 ton.

Harusnya, keberadan kapal kargo KM Haru yang masuk di pelabuhan Nunukan, bisa dimanfaatkan pemerintah untuk kerjasama angkutan rumput laut dalam bentuk kontrak yang jadwal kedatangan diatur rutin.

“Kadang kita sesali juga, tiap rapat di DPRD banyak betul program kerja dinas – dinas disampaikan, tetapi tidak ada realisasinya, kerja nol ini,” tutupnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: