SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Permukiman warga Jalan M Said Gang 6 RT 26 Kelurahan Lok Bahu, Samarinda, diterjang banjir bercampur lumpur, Selasa 31 Januari 2023. Diduga air bercampur lumpur itu imbas dari pengupasan bukit sebagai aktivitas pembangunan perumahan di Jalan MT Haryono. Analis BPBD menyebut lahan dikupas itu rawan bencana longsor.
Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda menurunkan tim analis kebencanaan di lokasi kejadian hari ini. Ada beberapa poin penting penanganan usai peristiwa itu.
“Kita melihat sendiri di kajian risiko bencana, di titik lokasi kejadian ini titik rawan longsor. Kedua, dari laporan cuaca waktu hujan deras itu, karena ada bukaan lahan ini sehingga material yang ada di atas ikut larut bersama air,” kata Hamzah, Analis Bencana BPBD Kota Samarinda, dalam pernyataannya kepada wartawan, Kamis.
Tim BPBD memberikan catatan soal kerawanan bencana pasca pembukaan lahan.
“Apa yang kita lakukan hari ini kita cek di lapangan, untuk melihat sendiri bagaimana sih kondisi di lapangan. Karena berbeda, ini awalnya masih hijau Pak, masih hutan. Itu sudah rawan. Kalau dibuka, semakin rawan sebenarnya,” ujar Hamzah.
BACA JUGA :
Puluhan Rumah Diterjang Banjir Lumpur di Samarinda, Rusak Dua Motor
“Tadi kita melihat di atas, sudah ada upaya dari pihak kontraktor untuk menangani air. Memang untuk pembukaan lahan itu harus ada treatment untuk air. Nah ini dilakukan sebagai upaya mitigasi,” Hamzah menambahkan.
Di lokasi, tim BPBD juga memberikan masukan kepada pihak perusahaan kontraktor proyek itu.
“Kita juga beri masukan karena kemiringan batuannya ini, ke arah sebelah kiri saya (menunjuk ke arah bukit yang dikupas), air itu pasti akan melimpas ke rumah penduduk. Jadi air dari bukit pasti akan melimpas ke titik terendah ini,” Hamzah menerangkan.
“Upaya mitigasinya air harus ditangani. Kami sudah beri masukan ke kontraktor dan pekerja, penguatan tanggul di bawah untuk drainase. Kemudian pembuatan trap-trap tampungan air seperti yang sama-sama kita lihat di atas. Ini penting supaya air tidak langsung turun melimpas banyak,” jelas Hamzah.
Fungsi trap itu menurutnya akan menahan air semaksimal mungkin agar tidak mengalir deras menuju ke permukiman.
“Jadi dengan adanya trap-trap tadi, air akan tertahan sedikit-sedikit dan dialirkan atau dikeluarkan setelah tidak hujan,” kata Hamzah.
“Yang kedua juga ada komunikasi dengan pihak perusahaan, mereka ada komitmen bahwa air yang keluar dari lokasi kerja ini tidak langsung masuk ke drainase penduduk,” sebut Hamzah.
“Jadi tadi mereka menyampaikan mau akan ada mobil truk dari penampungan pond ini menuju ke truk, dari truk kemudian dibuang ke sungai. Memang secara kondisi airnya tidak berlumpur. Jadi memang sudah ada treatment air,” jelas Hamzah lagi.
Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi
Tag: BanjirBanjir SamarindaBPBDPeristiwaSamarinda