SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun mengikuti rencana aksi mitigasi iklim yang diselenggarakan Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIS), melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Senin (14/2/2022).

CRIS yang juga merupakan program pembangunan perkotaan terpadu berkelanjuatan dan perbaikan tata kelola, berupa aksi adaptasi mitigasi iklim melalui kemitraan jangka panjang melalui ketersediaan rencana aksi iklim daerah, berupa system peringatan dini, pemantauan kualitas udara dan pengelolaan limbah melaui konsultasi dengan panel para ahli.

Dalam cara tersebut, Andi Harun menyampaikan, perubahan iklim mengancam sistem perkotaan dengan beragam karakteristik yang didasarkan pada faktor kerentaan lingkungan dan sosial ekonomi, dengan penanganan dampak perubahan iklim harus dilakukan berdasarkan karakteristik yang beragam pula.

“Penanganan masalah lingkungan tidak dapat dilakukan hanya dengan mengaplikasikan intervensi yang sama, sehingga memang diperlukan dukungan bebrapa kajian ilmiah dan kebijakan terkait yang relevan, seperti kajian kerentanan risiko perubahan iklim,” ujarnya.

Ditambahkan pula, inventarisasi dan proyeksi penurunan emisi gas rumah kaca, kehandalan dokumen kajian lingkungan hidup strategis dan rencana tata ruang yang sudah mempertimbangkan kebencanaan dan perubahan iklim, dimana telah diatur  dalam keputusan walikota Samarinda Nomor 660-05/356/HK-KS/X/2020 tentang kelompok kerja aksi perubahan iklim Kota Samarinda, secara formal.

Andi Harun mengapresiasi CRIC yang telah memberikan pendampingan terhadap pembentukan kelompok kerja (Pokja) dalam merumuskan, melembagakan dan mengkoordinasikan kebijakan serta aksi untuk perubahan iklim di kota Tepian.

“Nantinya, data dan dokumen yang dirumuskan pokja, bakal menjadi arah Pemkot dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan yang baik, saya berharap ini bisa cepat terpadu dengan dinas terkait,” tutup Andi Harun. (adv)

Tag: Perubahan Iklim