Angka Kelahiran Penduduk Samarinda Menurun Dalam 10 Tahun Terakhir

Rata-rata perempuan dari generasi milenial di Samarinda hanya melahirkan 2 anak. (Foto Ilustrasi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) Kota Samarinda dalam 10 tahun terakhir menurun. Sensus Penduduk (SP) 2010 mencata angka TFR sebesar 2,31 yang berarti seorang perempuan melahirkan 2-3 anak selama masa reproduksinya (usia15-49 tahun). Sementara berdasarkan hasil Long Form (Sensus Berkelanjutan) dari SP 2020  mencatat TFR sebesar 2,06 pada tahun 2022, yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama reproduksi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Samarinda, Roosmawati dalam laporan berjudul “Hasil Long Form SP2020 Penduduk Kota Samarinda” yang dipulikasikan bulan Januari 2023” menerangkan penurunan angka kelahiran itu mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun.

baca juga:

Hasil Long Form SP2020 Kukuhkan Samarinda Memang Kota Perantau

Kondisi demikian, lanjutnya, dapat mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.

“Pata tahun 2022, tepatnya satu dekade bonus demografi Indonesia, tercatat TFR Kota Samarinda 2,06. Angka ini sudah mencapai tingakt Replament Level (2,1), artinya setiap wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian genarasi,” ujar Roosmawti menjelaskan.

Sumber: BPS Kota Samarinda.

Hasil Long Form SP2020 juga memberikan gambaran, kontribusi kelahiran paling banyak berasal dari perempuan Generasi Milineal, generasi kelahiran antara tahun1981-1996, dimana geransi tersebut saat ini berusia antara 26-41 tahun.

“Hasil Long Form SP2020 juga mencatat terdapat 16 hingga 17 kelahiran hidup diantara 1000 penduduk Kota Samarinda,” ungkap Roosmawati.

Sedangkan puncak  Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu (ASFR- Age Spesifik Retality Rate ) Kota Samarinda terletak pada wanita umur 25-29 tahun. Terdapat 135 sampai 136 kelahiran dari 1000 perempuan umur 25-29 tahun di Kota Samarinda.

Pola ASFR berbentuk “U” terbalik dimulai dari kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 10 sampai 11 kelahiran per 1000 perempuan. Kemudian mencapai puncak pada kelompok umur 25-249 tahun dan terus menurun hingga umur 45-49 tahun.

“Apabila dibedakan berdasarkan generasi, kelahiran didominasi oleh perempuan generasi milenial (kisaran umur 26-41 tahun),” kata Roosmawati.

Angka Kematian Usia Dini Turun 30 Persen

                Hasil Long Form SP2020 Kota Samarinda juga mengkonfirmasi bahwa angak kematian bayi menurun 30% dari SP2010. Atau turun dari 19 per 1000 kelahiran pada SP2010 menjadi 13-14 per 1000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020.

Sumber: BPS Kota Samarinda.

Menurut Roosmawati, menurunnya angka kematian bayi hingga 30% dalam 10 tahun terakhir di Samarinda, karena adanya perbaikan prasarana dan sarana kesehatan serta meningkatnya kualitas hidup wanita membuat anak yang baru lahir semakin mampu bertahan hidup.

BPS juga memberitahukan bahwa berdasarkan hasil Long Form SP2020 bahwa di Kota Samarinda terdapat 2-3 kematian anak usia 1-4 tahun (Child Motality Rate) selama satu tahun per 1000 anak usia 1-4 tahun.

“Sedangkan angka kematian balita setiap 1000 balita di Samarinda, 15-16 diantaranya tidak akan berhasil mencapai umur tepat lima tahun,” kata Roosmawati mengingatkan.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Advetorial Diskominfo Samarinda

Tag: