Balikpapan Paling Siap jadi Daerah Tujuan Investasi Hilirisasi Hasil Perkebunan

Kepala Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Timur, Puguh Harjanto, S.STP, M.Si dalam konferensi pers bersama Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Ir. Siti Farisyah Yana, M.Si yang diselenggarakan Diskominfo Kaltim dan dimoderatori Kabid IKP dan Kehumasan, Irene Yuriantini di kantor Diskominfo Kaltim, Jum’at sore (16/2/2024). (Foto Diskominfo Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kota Balikpapan paling siap jadi daerah tujuan investasi di luar investasi di sektor tambang batubara dan perkebunan, termasuk jadi lokasi pabrik pengolahan hasil perkebunan, karena berbatasan langsung dengan IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara, dan sudah punya KEK Kariangau, pelabuhan, listrik yang cukup, dan gas juga sudah bisa masuk ke KEK Kariangau yang berasal dari pipanisasi gas dari Samboja ke IKN.

Hal itu diungkapkan Kepala Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalimantan Timur, Puguh Harjanto, S.STP, M.Si dalam konferensi pers bersama Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Ir. Siti Farisyah Yana, M.Si yang diselenggarakan Diskominfo Kaltim dan dimoderatori Kabid IKP dan Kehumasan, Irene Yuriantini di kantor Diskominfo Kaltim, Jum’at sore (16/2/2024).

“Adanya suplai gas ke Kariangau, membuat infrastruktur penunjang di kawasan tersebut semakin lengkap dan akan menarik minat investor berinvestasi di industri pengolahan, atau hilirisasi berbagai hasil sumber daya alam Kaltim,” sambung Puguh.

Sebagai contoh, lanjutnya, ada investor semula berencana membangun pabrik pengolahan karet di Kutai Barat, tapi karena infrastruktur penunjang masih sangat kurang, baik itu jalan, pelabuhan maupun energi yang diperlukan pabrik, akhirnya memutuskan membangun pabrik pengolahan karet di Balikpapan.

Menurut Puguh, dalam menarik investor ke Kaltim, meski pada tahun 2023 realisasi investasi PMDN dan PMA mencapai Rp71,89 triliun atau 111,7% dari target, dominan di sektor pertambangan dan perkebunan, tapi untuk menarik minat investor di sektor industri pengolahan, adanya suplai  energi baik listrik dan gas, pelabuhan, dan kondisi jalan yang bagus, perlu disediakan.

“Investor yang akan membangun pabrik pengolahan karet di Kubar, hengkang ke Balikpapan, karena di Kubar tak cukup tersedia listrik yang memadai, begitu pula infrastruktur jalan kondisinya belum bagus. Investor menilai lebih efisien berinvestasi di Balikpapan,” lanjutnya.

Tentang rendahnya minat investor berinvestasi di Samarinda, padahal luas kota Samarinda 718 km2 dan didukung infrastruktur telekomunikasi dan listrik, serta pelabuhan, menurut Puguh, penyebabnya adalah, kota Samarinda didesain untuk jadi pusat perdagangan dan jasa.

Investasi yang masuk ke Samarinda, akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan, karena jadi kota penyangga utama IKN bersama Balikpapan. Pemerintah sudah membuat sejumlah kebijakan bagi pembangunan di Samarinda agar bisa sekaligus jadi penunjang berkembangnya kawasan pengembangan IKN.

“Investasi yang masuk ke Samarinda, akan naik seiring dengan pembangunan IKN,” ucap Puguh.

Untuk diketahui, kata Puguh, sepanjang tahun 2023, realisasi investasi PMDN di Balikpapan Rp20,501 triliun, dimana sebagian besar adalah proyek Kilang Minyak PT Pertamina. Sedangkan PMDN di Samarinda Rp2,894 triliun.

“Dalam menarik investasi, Samarinda pada tahun 2023 berada di urutan ke-6, naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Sedangkan investasi asing (PMA) di Balikpapan sepanjang tahun 2023 sebesar Rp 244.869.100 US$ dan di Samarinda nilainya 23.518.300 US$.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: