Banjir di Samarinda, Akmal Malik: Pemkab Kukar Juga Harus Tanggung Jawab

Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Banjir berkepanjangan di Sempaja Timur Samarinda turut menyita perhatian Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik. Dia menegaskan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara juga harus bertanggung jawab atas imbas luapan Sungai Karang Mumus (SKM), mengingat Muara Badak dan sekitarnya menjadi daerah hulunya SKM.

Dalam penanganan banjir, Akmal berpendapat bahwa perlunya penanganan yang efektif dengan pendekatan komprehensif dan kolaborasi yang solid dari berbagai pihak terkait.

Menurutnya penanganan banjir bukanlah tugas yang dapat dipikul sendiri oleh pemerintah daerah. Di mana diperlukan sinergi dan kerja sama yang erat antara seluruh stakeholder.

“Tidak bisa semua bergerak sendiri. Saya sudah mencoba membangun kebersamaan dengan Wali Kota Samarinda dalam penanganan banjir di kota Samarinda,” kata Akmal di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda, Jumat 31 Januari 2025.

Akmal menjelaskan, penanganan banjir ini diperlukan tindakan nyata dari dinas terkait. Dia berharap agar semua pihak dapat mengesampingkan kepentingan pribadi, dan lebih mengutamakan kepentingan masyarakat, khususnya yang saat ini menghadapi bencana banjir.

“Kita berharap semua pihak menghilangkan sifat ego, jaga moralnya, menghilangkan kepentingan-kepentingan. Kasihan masyarakat setiap tahun diwarisi banjir seperti ini,” ujar Akmal.

Menurut Akmal, kolaborasi bersama ini tidak bisa hanya dilakukan antara Pemerintah Kota Samarinda, Pemerintah Provinsi Kaltim dan Balai Sungai Kalimantan IV Samarinda saja, melainkan juga Kabupaten Kutai Kartanegara juga.

“Wilayah Kutai Kartanegara juga dekat di sini. Artinya Kutai Kartanegara juga bertanggung jawab, karena wilayahnya juga menyuplai air ke Samarinda,” tambah Akmal.

“Artinya tidak boleh Kutai Kartanegara mengatakan tidak bertanggung jawab. Karena air itu tidak bisa dikavling-kavling seperti itu. Dia akan mengalir ke tempat yang paling rendah,” jelas Akmal.

Oleh karena itu, Akmal mengajak agar Pemkot Samarinda, BWS Kalimantan IV di Samarinda, Pemkab Kukar bahkan Otorita Ibukota Nusantara (IKN), untuk duduk bersama mencari solusi pemecahan penanganan banjir yang efektif di kota Samarinda, bahkan seluruh daerah di Kaltim.

Baca juga: Masifnya Bukaan Lahan Berkontribusi Besar Akibatkan Banjir di Samarinda

“Tidak hanya di Samarinda, Balikpapan dan juga mungkin tempat lain yang ada di Kalimantan Timur,” sebut Akmal.

Selain itu, Akmal juga menyoroti masalah pembukaan lahan sebagai salah satu penyebab utama banjir di kota Samarinda. Menurutnya, pembukaan lahan yang masif di daerah hulu Sungai Karang Mumus (SKM), khususnya di daerah Pampang, menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan.

“Pampang dan sekitarnya sebagian masuk Samarinda dan Kutai Kartanegara di atasnya. Artinya Kutai Kartanegara perlu duduk bersama lah untuk mencarikan solusi. Apakah kita buat penghalang, membatasi aliran air dulu sebelum masuk ke Pampang kan? Jadi perlu ada pemetaan yang tepat,” jelasnya.

Kemudian, Akmal juga mengusulkan adanya pembenahan Bendung Benanga di Lempake Samarinda, agar daya tampung air jauh lebih banyak. Karena itu dibutuhkan kolaborasi bersama antarpihak.

“Sungai Mahakam juga tidak bisa dikuras ke sana (ke Bendung Benanga) airnya, karena airnya juga tinggi. Maka butuh pompanisasi,” ujarnya.

Dengan terjalinnya kesepakatan dan pembentukan tim penanggulangan banjir antara Pemkot Samarinda, Pemprov Kaltim, BWS Kalimantan IV Samarinda dan diharapkan Kabupaten Kutai Kartanegara juga bergabung. Akmal berharap permasalahan banjir di Kota Samarinda bahkan daerah lainnya dapat segera teratasi.

“Kita harus bisa memikirkan program apa saja yang perlu kita buat, mau berapapun anggarannya bisa. Kunci yang pertama adalah kebersamaan pemimpin-pemimpin yang ada di daerah ini. Baik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota,” demikian Akmal Malik.

Dari catatan niaga.asia, banjir dari luapan SKM berasal dari tingginya debit Bendung Benanga, yang disumbang dari curah hujan tinggi di hulu Benanga seperti kawasan Pampang, Tanah Datar, bahkan Marangkayu hingga Muara Badak di Kutai Kartanegara.

Dari kesekian kali banjir luapan SKM di kawasan Sempaja Timur dan Gunung Lingai di Samarinda, diawali dengan banjir di Pampang imbas hujan lebat dan juga di sekitarnya, di mana akan berimbas ke Bendung Benanga.

Bukaan lahan di bagian hulu Benanga yang masuk di wilayah Samarinda dan Kutai Kartanegara, harus menjadi atensi semua pihak, agar banjir luapan SKM tidak semakin parah, akibat semakin berkurangnya daerah resapan air.

Penulis: Nur Asih Damayanti/Saud Rosadi | Editor: Saud Rosadi

Tag: