Banjir Jakarta, Sudah Dua Korban Meninggal

aa
Beberapa ruas jalan di Jakarta putus akibat banjir hari Rabu (01/01). (Hak atas foto Antara Image caption)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Hujan deras sepanjang malam pergantian tahun berujung banjir di sejumlah titik di Jakarta, termasuk menggenangi Bandara Halim Perdana Kusumah.  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan setidaknya dua orang meninggal dunia.

“Ada dua korban meninggal dunia, satu orang meninggal terkena listrik di Kemayoran, Jakarta, dan satu orang meninggal dalam bencana longsor di Bogor pada Rabu pagi,” kata juru bicara BNPB, Agus Wibowo. Agus mengatakan pihaknya menyiapkan peralatan di BNPB, termasuk perahu karet dan logistik lain.

Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya mengganggu aktivitas bandara dan untuk sementara Bandara Halim Perdana Kusumah ditutup. Semua penerbangan dari Bandara Halim dialihkan ke Bandara Soekarno-Hatta.

Media melaporkan, penutupan dilakukan atas pertimbangan keselamatan akibat adanya genangan setinggi hingga 30 sentimeter di area landasan pacu pada Rabu pagi.

Gubernur Jakarta, Anies Baswesdan, mengatakan bahwa pemerintah provinsi mengambil sikap bertanggung jawab atas banjir yang melanda Jakarta. “Kita hadapi dan kita selesaikan masalah yang ada sekarang ini dengan sebaiknya-baiknya … semoga kita bisa menanggulangi banjir ini sesegera mungkin,” kata Anies kepada para wartawan, hari Rabu (01/01).

aa
Sejumlah kawasan di Jakarta dilanda banjir menyusul hujan deras pada Selasa (31/12) malam hingga Rabu (01/01) pagi.  (Hak atas foto Antara Image caption)

Anies mengatakan curah hujan tak bisa dikendalikan, namun dampak dari curah hujan tersebut bisa. Ia juga meminta agar masyarakat mendapatkan informasi yang valid dan akurat soal banjir, namun ia tidak memerinci lebih jauh.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas sedang-lebat yang semalaman mengguyur Jakarta belum merupakan puncak musim hujan.

“Puncaknya kita perkirakan di pertengahan Januari hingga awal Maret nanti,” ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, kepada BBC News Indonesia (01/01).

Banjir tersebut disebabkan karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur sejak Selasa (31/12).  Hujan tanpa henti yang mengguyur ibu kota Jakarta sejak Selasa (31/12) malam, menyebabkan genangan air setinggi 30 sentimeter hingga satu meter.

“Di Jakarta Timur, di Kampung Arus, itu mungkin yang agak dalam,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Subejo, melalui sambungan telepon (01/01).

Dari data yang dihimpun timnya, Subejo menuturkan bahwa air menggenangi berbagai titik di hampir seluruh wilayah Jakarta dengan ketinggian bervariasi. “Jakarta Timur ada 10 titik lokasi yang kita lakukan evakuasi dengan perahu karet, kemudian ada di Pangadegan, Pancoran, terus Rawajati juga di Jakarta Selatan,” tuturnya.

Selain itu, kawasan Kebon Jeruk dan Tanjung Duren di Jakarta Barat, Kelapa Gading di Jakarta Utara dan Bendungan Hilir di Jakarta Pusat juga terdampak banjir. Hujan dengan intensitas serupa diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga Sabtu (04/01).

Dampak banjir

aa
Petugas mengungsikan warga dari satu perumahan di Bekasi. (Hak atas foto Antara Image caption)

Sejumlah kawasan permukiman di Jakarta dan sekitarnya terendam banjir dengan ketinggian beragam.  Di Perumahan Mahkota Simprug, Tangerang, air menggenangi jalanan hingga masuk ke rumah-rumah warga dengan tinggi sekitar 20-30 sentimeter. Banjir juga merendam kawasan perumahan Kompleks Pejaten Permai di Jakarta Selatan.

Sementara di Bendungan Hilir, seperti diunggah akun twitter TMC Polda Metro Jaya, banjir menggenang setidaknya 40 sentimeter.  Beberapa ruas jalan ibukota pun lumpuh untuk sebagian kendaraan, seperti underpass atau terowongan Kuningan yang tak bisa dilalui mobil sedan.

Perjalanan kereta rel listrik (KRL) juga terganggu akibat rel yang digenangi banjir. Pembicaraan dengan tagar #Banjir sendiri hingga Rabu siang menjadi topik nomor satu di Twitter Indonesia.

Penyebab banjir

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, mengatakan bahwa hujan lebat berpotensi menyebabkan banjir. “Memang hujan di atas Jakartanya sendiri tinggi intensitasnya,” kata Fachri.

Fachri mengingatkan bahwa yang patut diantisipasi adalah hujan lebat yang terjadi dalam satu rentang waktu yang panjang.  “Misalnya dalam periode satu hari tapi hujannya lebat sekali, itu yang perlu diwaspadai.”

Sementara itu, Kepala BPBD DKI Jakarta, Subejo, menilai penyebab banjir bukan hanya intensitas hujan yang tinggi. “Tambahan dari luapan Sungai Ciliwung juga ada, sehingga ada beberapa lokasi di Jakarta yang memang tergenang air banjir,” katanya.

Hingga saat ini pihaknya masih melakukan evakuasi warga dan mendata jumlah korban, baik warga maupun tempat tinggal yang terendam banjir. Warga pun diungsikan ke tempat-tempat pengungsian seperti masjid dan sekolah terdekat.

Ia memastikan bahwa bantuan telah disiapkan karena pihaknya telah mengantisipasi bencana banjir tersebut.  “Otomatis nanti sudah langsung kita drop (turunkan) juga untuk bantuan kebutuhan dasarnya,” katanya.

Banjir yang menggenangi sejumlah titik pada jalur rel di Jakarta berdampak pada gangguan pelayanan sejumlah rute KRL Commuterline Jabodetabek.

Hujan di seluruh Indonesia

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab, intensitas hujan sedang-lebat juga mengintai wilayah lain di Indonesia. “Hampir seluruh wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan,” ujarnya.

Beberapa daerah yang menurutnya patut mengantisipasi hujan dengan intensitas tinggi yaitu:- Sumatera: Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung,  aebagian besar Jawa, Kalimantan: bagian barat dan utara,  Sulawesi: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,  Gorontalo, Papua bagian tengah.

BMKG memprediksi musim hujan baru akan berakhir di penghujung bulan April.

Sumber: BBC News Indonesia

 

Tag: