Bank Indonesia Dorong Sektor Hilirisasi Melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial

Deputi Gubernur BI, Juda Agung  di Seminar Nasional KLM bertajuk “Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial: Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Hilirisasi”, yang diselenggarakan Bank Indonesia pada hari ini (13/9) di Jakarta. (Foto Bank Indonesia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Sektor hilirisasi, baik minerba maupun non minerba, bukan hanya meningkatkan nilai tambah namun juga dapat memperbaiki struktur perekonomian serta memperbaiki neraca pembayaran Indonesia.

Peran penting sektor hilirisasi tersebut menjadi pertimbangan Bank Indonesia menetapkan sektor tersebut sebagai salah satu sektor yang didorong melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Demikian mengemuka dalam acara Seminar Nasional KLM bertajuk “Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial: Insentif untuk Kredit/Pembiayaan Sektor Hilirisasi”, yang diselenggarakan Bank Indonesia pada hari ini (13/9) di Jakarta.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung dalam kesempatan tersebut menyampaikan KLM ditempuh sebagai upaya meningkatkan kontribusi perbankan untuk memperkuat kegiatan dunia usaha dengan lima prinsip utama.

Pertama, memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan/penguatan nilai tambah, backward-forward linkages, struktur ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan ketahanan pangan.

“Kedua, mendukung momentum pemulihan sektor-sektor tertentu yang masih membutuhkan dukungan,” ucap Juda.

Ketiga, mendukung pembiayaan inklusif dan berwawasan lingkungan. Keempat, mengimplementasikan pembiayaan secara targeted  ke sektor/komoditas tertentu, dan terakhir, sinergi kebijakan dan program Pemerintah untuk memperkuat struktur ekonomi, selaras dengan upaya pengendalian inflasi termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang menjadi salah satu fokus utama di tingkat pusat dan daerah.

Menurut Juda, untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut diperlukan dukungan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan penguatan inovasi strategi bisnis dari para pelaku bisnis sangat penting untuk memperkuat sisi permintaan.

“Dengan penguatan sisi penawaran dan permintaan secara simultan, diharapkan akan efektif memperkuat struktur ekonomi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” katanya.

Seminar KLM akan digelar dalam beberapa rangkaian topik mencakup 4 (empat) sektor yaitu hilirisasi, pariwisata, perumahan, inklusif dan hijau. Seminar pertama pada 13 September 2023 mengangkat topik hilirisasi.

Diskusi dalam seminar membahas berbagai tantangan yang dihadapi, agar momentum pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dapat terus terpelihara di tengah kinerja ekspor yang menurun karena melemahnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas.

Dalam konteks tersebut, bagaimana agar sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik dapat terus diperluas, termasuk melalui dukungan dari pembiayaan perbankan utamanya di sektor hilirisasi.

Hadir sebagai narasumber Seminar dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Keuangan, HIMBARA, Perbanas, serta pimpinan asosiasi dan korporasi di sektor-sektor hilirisasi minerba dan nonminerba.

Seminar pada hari ini merupakan salah satu rangkaian seminar yang dari   4 (empat) sektor kebijakan KLM. Selanjutnya  akan dilaksanakan seminar yang mengangkat topik sektor pariwisata, perumahan, inklusif dan hijau.

Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia

Tag: