Bank Indonesia Kaltim Saring 100 UMKM jadi Eksportir

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Proviinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono dan staf dalam kegiatan Temu Media secara virtual, Jumat (23/04/2021)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sudah mendapatkan 100 pelaku UMKM ( Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dari 10 kabupaten/kota di Kaltim untuk disaring (dibentuk) jadi eksportir.

“100 UKM itu akan mulai dilatih punya kapasitas jadi eksportir mulai bulan Mei 2021. Target kita dari 100 UMKM itu pada tahap pertama bisa didapat 10% jadi eksportir, kemudian, sisanya pada pelatihan lanjutan,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Tutuk SH Cahyono dalam Temu Media secara virtual, Jumat (23/04/2021) pagi hingga siang.

Menurut Tutuk, kunci memajukan UMKM Kaltim, menjadikan usahanya layak, layak bersaing masuk ke pasar, layak mendapatkan kredit modal kerja dari perbankan.

“Supaya dapat akses ke perbankan, kelaikan usaha pelaku UMKM kita perhatikan pertama kali,” ujarnya.

Untuk menjadikan UMKM menjadi usaha yang layak, bisa dilakukan dengan menguatkan lembanganya, memberikan pelatihan, menguatkan kapasitas pelaku UMKM, dan mencarikan pasar bagi produknya.

“Kemudian, apa bila usaha para pelaku UMKM ini terlalu kecil untuk dapat bantuan keuangan dari perbankan atau dibina, maka diklasterkan, dikelompokkan agar mudah membinanya,” kata Tutuk.

Tutuk menambahkan, untuk mempercepat kemajuan UMKM, juga bisa dengan cara mesinergikan dengan pelaku usaha yang sudah mapan, atau diistilahkan menjadi of taker. Of taker ini memberikan garansi/jaminan akan membeli produk UMKM.

“Garansi dari pengusaha yang jadi of taker ini bisa jadi tambahan jaminan mendapatkan kredit di perbankan,” ungkapnya.

Bunga Pinjaman Disubsidi

                Menurut Tutuk, pemerintah, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, porsi kredit  perbankan untuk UMKM terus ditingkatkan, bahkan ditargetkan dalam tahun ini seperti diminta Presiden yakni jadi 30%, naik 10% dari sebelumnya 20%.

“Sekarang ini kalau UMKM menggunakan fasilitas KUR sudah rendah,” paparnya.

Ditambahkan pula, saat ini sedang dirancang pemberian kredit kepada pelaku UMKM yang bunganya disubsidi pemerintah daerah setempat.  Bank Indonesia juga mesupport program pemerintah daerah yang mesubsidi bunga pinjaman UMKM, karena daerah juga memiliki perbankan.

“Kita harapkan apa-apa yang sedang dirancang pemerintah daerah untuk memajukan UMKM, cepat diimplementasikan,” kata Tutuk.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan

Tag: