Bank Indonesia Sampaikan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, 11-15 Maret 2024. Pada akhir hari Kamis, 14 Maret 2024, Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.575 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,63%. DXY[1] menguat ke level 103,36, dan Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,290%.

“Kemudian, pada pagi hari Jumat, 15 Maret 2024 Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.620 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun naik ke 6,67%,” ungkap Asisten Gubernur Bank Indonesia Bidang Komunikasi, Erwin Haryono mengatakan itu dalam rilisnya hari ini.

Sedangkan aliran modal asing (Minggu II Maret 2024), kata Erwin, premi CDS  Indonesia 5 tahun per 14 Maret 2024 sebesar 67,06 bps, turun dibandingkan 8 Maret 2024 sebesar 68,32 bps.

Berdasarkan data transaksi 13 – 14 Maret 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp21,72 triliun terdiri dari beli neto Rp12,44 triliun di pasar SBN, beli neto Rp8,91 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp0,37 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 14 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp23,34 triliun di pasar SBN, beli neto Rp19,68 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp23,84 triliun di SRBI.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Erwin.

Untuk diketahui, DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

Sedangkan  UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: