Belum Ada Hujan, Stok Air Baku PDAM di Embung Nunukan dan Sebatik Tinggal untuk Satu Bulan

Stok air baku PDAM di embung Sei Bilal Nunukan terus menyusut karena tidak ada hujan sejak Bulan September. (foto : Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Belum ada hujan sejak Bulan September, stok air baku Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Tara Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tinggal untuk memenuhi keperluan satu bulan ke depan.

“Ada penurunan produksi air bersih, karena stok air baku, tapi tidak sampai menghentikan layanan suplai air ke pelanggan,” kata Kepala Bagian Teknis Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan, Rudiansyah pada Niaga.Asia, Jumat (10/11/2203).

Menurunnya produksi air bersih PDAM mulai dirasakan pelanggan di pulau Sebatik yang sumber air  bakunya dari embung Lapri di Kecamatan Sebatik Timur. Produksi air yang bisanya 40 liter/detik turun menjadi 20 liter/detik.

Dampak rendahnya curah hujan berpengaruh pula terhadap pengolahan air bersih di embung Sei Bolong, Pasir Putih, Kecamatan Nunukan, meski produksi air masih normal 94 liter/detik, namun volume air baku di embung mulai penurunan sekitar 2 meter.

“Debet air baku yang ada di embung lebih kecil, atau tidak sebanding dengan kebutuhan PDAM,” ungkap Rudiansyah.

Apabila bulan ini tak turun hujan, pasokan air baku di embung Lapri dan Sei Bolong diperkirakan hanya mampu bertahan untuk 30 hari ke depan. Jika bulan Desember juga tidak turun hujan, kemungkinan pengolahan air bersih terhenti sementara.

Intensitas curah hujan di bulan Desember akan menentukan produksi air bersih di awal tahun 2024, sebab, biasanya bulan Januari hingga April wilayah Kabupaten Nunukan dilanda musim kemarau panjang.

“Kalau sampai Desember tidak turun hujan, pengolahan air bersih akan terganggu sampai hingga ke awal tahun depan,” bebernya.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi di embung Sei Bilal Kecamatan Nunukan, produksi air bersih masih mengandalkan sisa-sisa air baku, karena belum ada air hujan mengisi embung.

Kemarau yang terjadi saat ini di luar prediksi sebab, biasanya pada bulan September sampai Desember musim hujan, sedangkan bulan Januari hingga April masuk musim kemarau.

“Embung Sei Bilal mengalami penurunan debit air sekitar 60 sentimeter, kalau tidak ada hujan, stok air hanya bertahan untuk satu bulan,” jelasnya.

Terkait surat pemberitahuan penghentian pengoperasian sementara embung Lapri Sebatik tertanggal 03 November 2023, Rudiansyah menjelaskan bahwa penghentian yang dimaksud tidak dalam bentuk  berhenti total.

Petugas Perumda Air Minum Tirta Tara di Sebatik tetap memproduksi air bersih, tapi menyesuaikan dengan stok air baku yang tersisa.

“Tetap memproduksi air tapi jumlahnya jauh berkurang,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: