Beras Medium Dijual dengan Harga Premium, Satgas Pangan Polri Tetapkan 10 Tersangka

Gudang pengoplos beras. (Foto Humas Polri)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Satgas Pangan Polri menetapkan 10 tersangka yang berasal dari wilayah Banten, Bekasi, dan Jawa Barat terkait kasus distribusi beras Januari-Oktober 2023. Penetapan para tersangka dilakukan usai pihaknya memproses 10 laporan tentang kasus tersebut.

“Dengan jumlah tersangka sebanyak 10 orang yang terjadi di Banten, Bekasi dan Jawa Barat, untuk status LP tersebut saat ini 8 sudah P 21 dan 2 masih tahap penyelidikan,” ungkap Kasatgas Pangan Polri Brigjen. Pol. Whisnu Hermawan Februanto, Sabtu (7/10/23).

Brigjen. Pol. Whisnu Hermawan Februanto menjelaskan bahwa modus operandi yang dilakukan tersangka ini adalah dengan melakukan pengemasan ulang dan pengoplosan beras. Satgas Pangan Polri telah melakukan pengecekan terhadap pasar-pasar yang menjual beras dengan tujuan mengantisipasi pedagang yang mencoba menjual beras medium dengan harga premium untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

“Kami sedang melakukan pengecekan pasar-pasar dan terakhir memeriksa apakah ada pelanggaran dalam hal mengubah beras dari kategori medium menjadi premium. Ini yang merugikan masyarakat, karena harganya premium padahal berasnya medium,” katanya.

Permasalahan serupa pernah terjadi beberapa bulan lalu di Bekasi dan Bogor, Jawa Barat, di mana kemasan beras medium dipasarkan sebagai beras premium. Whisnu mengungkapkan bahwa ia telah memberikan instruksi kepada jajarannya untuk menyelidiki kasus-kasus semacam itu dan berharap agar pelanggaran serupa tidak terulang.

Selain itu, Satgas Pangan Polri juga sedang melakukan pengecekan terhadap jumlah panen beras di berbagai daerah dan jumlah padi yang masuk ke penggilingan beras. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan stok beras yang memadai di beberapa wilayah saat musim kemarau atau El Nino.

“Masalah utamanya adalah El Nino. Saat El Nino, kita seharusnya memiliki panen besar, dengan target produksi sekitar 31 juta ton, namun akibat El Nino, produksi berkurang sekitar 5-10 persen karena gagal panen,” ujarnya.

Meskipun demikian, Whisnu menegaskan bahwa stok beras masih mencukupi berkat impor beras dari luar negeri. Selain mengurangi produksi beras, El Nino juga telah menyebabkan kenaikan harga beras di beberapa wilayah.

Dalam upaya mengatasi dampak El Nino, Satgas Pangan Polri bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Pangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan, untuk melaksanakan operasi pasar di daerah, terutama untuk mengendalikan harga di tingkat produsen.

“Kami memberikan insentif kepada petani berupa pupuk dan pemilihan varietas tanaman yang lebih baik, sehingga hasil panen padi akan lebih optimal,” pungkasnya.

Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan untuk stok indikatif cadangan beras pemerintah berdasarkan data Bulog saat ini ada sebanyak 1,7 juta ton. Kemudian pada (4/10/23) juga sudah dilakukan pembongkaran sebanyak 27.000 ton beras impor dari Vietnam. Jumlah beras sebanyak itu merupakan tindak lanjut impor beras oleh pemerintah tahun 2023 dengan total 2 juta ton.

Sumber: Divisi Humas Polri | Editor: Intoniswan

Tag: