Buaya “Sumbing” di Nunukan Mangsa Anak Umur 8 Tahun Hingga Tewas

Buaya “sumbing” pemangsa anak-anak dihakimi warga sampai mati. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Seekor buaya berukuran 4 meter dihakimi warga hingga mati setelah memangsa, Muhammad Ilham, anak berusia 8 tahun hingga tewas. Buaya ini cukup dikenal masyarakat karena sering muncul di muara sungai Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan.

Masyarakat menamai buaya tersebut dengan sebutan si “Sumbing” karena mulutnya cacat. Sebelum menerkam Ilham, buaya itu sudah beberapa kali menyerang pekerja rumput laut, tapi tak sampai kehilangan nyawa, korban rata-rata hanya sampai luka-luka dan kehilangan jari.

“Korban, Ilham meninggal dunia karena mengalami luka dibagian kepala setelah diterkam buaya tersebut,” kata Kapolsek kota Nunukan, Iptu Randhya Sakhtika, Rabu (17/02).

Sebelum kejadian tragis, korban sekitar pukul 12:00 Wita bersama Saidi (12) menghampiri temannya yang berada di tengah sungai sedang mencuci rumput laut di muara sungai Mansapa. Seketika itupula buaya mendekati dan langsung menyerang almarhum.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, korban mengalami luka dibagian kepala yang tidak terlalu parah, namun karena terlalu lama berada dalam air,  membuat korban lemas kehabisan panas.

“Lukanya tidak terlalu parah, tapi karena terlalu lama dibawa buaya dalam air, mungkin korban lepas habisan nafas,” ucapnya.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Nunukan untuk mendapatkan  pertolongan tim kesehatan, tapi  tidak berhasil. Jenazah korban dikembalikan ke rumah duka yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian.

Sementara itu, Lurah Mansapa, Kecamatan Nunukan, Sahaluddin menyebutkan, paska meninggalnya korban, warga memburu  buaya tersebut  dengan cara menebar jaring dan memburu buaya menggunakan kayu pemukul.

“Buaya ini sering muncul dan berapa kali sempat memangsa warga disana, tapi tidak sampai jatuh korban meninggal, paling jari putus dan luka-luka,” sebutnya

Karena sering muncul disekitar muara sungai, sebagian warga akrab dengan memberikan nama  buaya sumbing, karena bagian depan mulut cacat, bahkan ada warga memberi makan ikan dan membiarkan  buaya itu berkeliaran di sungai.

Akrab dengan warga tidak membuat  buaya kehilangan nalurinya sebagai pemangsa, membahayakan keselamatan siapa saja, apalagi disaat lapar karena tidak mendapat makan.

“Waktu korban dimangsa, warga naik  perahu mengejar buaya, tidak lama korban terlihat sudah dilepas buaya,” terangnya. (002)

Tag: