Budisatrio Djiwandono Siap Bawa Teknologi Pertanian ke Kaltim

Budisatro Djiwandono libatkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur dalam proyek pertanian melibatkan Kelompok Tani Hidup Baru 7, Desa Semangkok, Marangkayu, Kutai Kartanegara. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Timur (Kaltim), Budisatrio Djiwandono menyatakan siap membawa program pertanian ke Kaltim, khususnya teknologi pertanian yang bisa membantu petani dan nelayan meningkatkan produktifitasnya di pertanian pangan agar bisa mesuplai kebutuhan masyarakat di kota-kota besar di Kaltim.

“Keterbatasan pada sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian, kita coba atasi dengan teknologi pertanian,” kata Budisatrio Djiwandono dalam bincang-bincang dengan wartawan secara virtual, Selasa sore (10/8/2021).

berita terkait:

Petani Desa Semangkok Panen Padi Unggul 93 Ton

Menurut Budisatrio yang terpilih jadi anggota DPR RI dari Partai Gerindra ini, setelah menggantikan almarhum Luther Kombong dan di Pileg 2019 lalu, program pertanian yang dibawanya ke Kaltim, lebih banyak berupa bantuan saprodi (sarana produksi) atau peralatan pertanian.

“Tahun depan akan ditambah dengan memasukkan teknologi pertanian,” ujarnya.

Teknologi pertanian yang akan dibawa ke Kaltim, kata Budisatrio, adalah peralatan yang bisa membantu petani mengetahui cuaca, kebutuhan air, pupuk, tingkat kesuburan tanah, bagaimana menyuburkan tanah, dan lain sebagainya.

Zoom meeting antara anggota DPR RI asal Dapil Kaltim, Budisatrio Djiwandono dengan wartawan, Selasa (10/8/2021)

“Saya sudah komunikasikan dengan Kementerian Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan dan Perikanan,” ujar Budisatrio yang duduk di Komisi IV DPR-RI. Teknologi budidaya benih unggul sudah dikembangkan di Marangkayu dan hasilnya bagus. Sudah dipanen 93 ton.

Budisatrio juga membenarkan, Kaltim kekurangan petani muda. Petani yang ada sekarang, rata-rata usianya 50-an tahun. Anak muda belum tertarik pada usaha tani, tapi dengan adanya teknologi, diharapkan anak muda tertarik berusaha di bidang pertanian.

“Selain itu penyuluh pertanian juga kurang banyak dan pendapatan mereka tak sebanding dengan beratnya pekerjaan. Satu orang penyuluh harus mengcover beberapa desa yang jaraknya di Kaltim saling berjauhan,” ungkapnya.

Untuk nelayan, lanjutnya, juga sudah diberikan bantuan, tapi melihat nelayan ini juga menghadapi masalah dengan perubahan iklim, dimana waktu untuk bekerjanya semakin terbatas akibat cuaca buruk, nelayan perlu diberikan keterampilan di bidang lain, selain menangkap ikan di laut, misalnya dilatih terampil dalam budidaya air tawar.

“Apabila nelayan tangkap juga punya tambak, itu kan lebih baik, sehingga saat tidak melaut, masih ada penghasilannya dari budidaya tambak,”  paparnya.

Setelah mendengarkan berbagai masukan dari wartawan, Budisatrio juga mengatakan, akan mengkomukasikan permasalahan lahan di Marangkayu yang sebelumnya, legalitasnya dalam penguasaan PT Perkebunan XII yang usaha intinya dulu karet.

“Jika benar PTP XIII tidak lagi mengelola lahan tersebut, bisa saja nanti diusulkan, PTP melepas lahan yang  cukup luas itu ke masyarakat, agar bisa jadi milik masyarakat. Petani juga menginginkan ada legalitas lahan yang diusahakannya sebagai lahan pertanian,” katanya.

Penulis : Intoniswan | Editor : Intoniswan          

Tag: