BumDes Karangan Ilir Produksi Air Kemasan dari Karst

 

aa

aa
Kades Karangan Ilir, Jabir  bersama tim mengecek sumber air untuk meningkatkan produksi air mineral gelas memakai nama “Karst”. (Foto: ist)

SANGATTA.NIAGA.ASIA-Air yang mengalir dari kawasan karst Sangkulirang  kini jadi berkah bagi masyarakat sekitar, khususnya di Desa Karangan Ilir, Kecamatan Karangan. Air dari sumber mata air alami ini kini diolah BumDes bersama masyarakat  dalam kemasan berlabel “Karst”.

Usaha menjadikan air dari karst memberi nilai ekonomi ke masyarakat Jabir, Kades Karangan Ilir, Kecamatan Karangan. “Sumber air ini berasal dari batuan Karst, mata air yang terletak di kilometer 17  Karangan Iilir. Kemudian menjadi merk dagang yang digunakan untuk air kemasan asli Karangan,” kata Kades Jabir saat memaparkan usaha desanya di acara Coffe Morning bersama Bupati Kutim, H Ismunandar di Sangatta, Senin  (4/3/2019).

Jabir sendiri bisa dikatakan sebagai salah seorang aktor dibalik munculnya industri air kemasan mineral di Karangan. Sebagai Kades, ia  selalu berusaha  berbuat yang terbaik untuk masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Dengan adanya produksi Air Mineral Karst ini, dia berharap dapat merubah wajah desa menjadi desa mandiri.

Untuk mendukung perkembangan produksi air kemasan ‘Karst”, Jabir mengaku melakukan serangkaian upaya pemasaran bekerjasama dengan BUMDes. “Saya percaya air kemasan “Karst” memiliki pangsa pasar sendiri, karena sumber airnya yang sangat alami. Kami tak takut bersaing dengan produsen air kemasan yang sudah lebih dulu ada,” kata Jabir percaya diri. “Saat ini pasarnya memang baru di Karangan, nanti akan kita perluas,” ujarnya.

aa
Kades Karangan Ilir, Kecamatan Karangan, Jabir. (Foto Ist)

Menurut Jabir, air kemasan “Karst” harnya lebih murah.Harga per kardus kemasan gelas isi 48 dijual Rp 15 ribu. Sekarang ini omset per bulannya sudah mencapai Rp25 juta. Untuk meningkatkan produksi hingga 2.000 gelas per jam, dia dan BumDes akan menginvestasikan dana Rp200 juta. “Pada pada tahun  2020 mendatang, Karst akan diproduksi dalam bentuk kemasan botol,” ungkap Jabir.

Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar, Jabir menjelaskan, pihaknya memprioritaskan rekurutmen karyawan dari warga Karangan. Hanya saja tetap melibatkan konsultan dari luar kecamatan. Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia (pengeloa), dua karyawan dilatih sambil magang di  Pabrik Air Minum Kemasan “ASA” di Balikpapan dengan dukungan alokasi dana desa (ADD) agar lebih terampil, sekaligus  menambah pengalamanan serta wawasan.

Setelah selesai magang, kedua karyawan itu bisa berbagi ilmu dengan masyarakat lainnya, terutama ilmu tentang pengelolaan air mineral “Karst”. “Kami berharap pemerintah menggunakan air minum ‘Karst’ di Gedung putih (Kantor Bupati) ini, terutama saat acara-acara seperti Coffee Morning,” tutupnya. (hms7)