Bupati Berau Tambah Anggaran Pertanian 20 Persen

Bupati Berau Hj Sri Juniarsih, mencoba mengoperasikan alat panen padi, milik petani Kampung Tasuk. (Foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA -Potensi pertanian Kabupaten Berau terus digenjot. Bahkan,  Pemkab Berau berupaya me-support terpenuhinya  kebutuhan petani  agar produksi bisa semakin meningkat, seperti yang terlihat di Kampung Tasuk Kecamatan Gunung Tabur.

“Pemkab Berau akan terus memberikan dukungan bagi para petani. Angggaran tahun ini kita tambah 20 persen untuk membeli alat pertanian dan benih unggul,” kata  Bupati Berau, Hj Sri Juniarsih saat menghadiri potong padi di Kampung Tasuk Kecamatan Gunung Tabur, Selasa (16/3/2021) pagi  bersama Wabup H.Gamalis,  dan Sekda H.Gazali.

Menurut bupati, dari laporan Dinas Pertanian, produksi padi di Kampung Tasuk ini sangat bagus. Bahkan hasil panennya sudah dijual ke masyarakat. Ini berarti, para petani sangat bagus mengelola lahan yang ada.

“Ini pertanda semua support yang diberikan baik oleh pusat, Pemkab maupun perusahaan, sudah dimaksimalkan, seperti benih atau bibit padi unggulan. Dan kita akan terus berikan dukungan itu,” ungkap Sri Juniarsih.

Bupati Berau Hj.Sri Juniarsih bersama Wabup H.Gamalis, Sekda H.Gazali, melakukan potong padi di Kampung Tasuk Kecamatan Gunung Tabur, Selasa (16/3/2021) pagi. (Foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

Bupati juga menegas, dia akan akan menambah anggaran untuk pertanian 20 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Penambahan anggaran dilakukan melalui  refocusing anggaran  dan diperuntukkan bagi pengadaan mesin panen dan benih berkualitas.

“Saya harap para kelompok tani bisa memanfaatkan sebaik mungkin bantuan yang diberikan. Sehingga nantinya hasil panen bisa dijual tak hanya di Kaltim-Kaltara saja, tapi juga bisa keluar Kaltim,” ujarnya.

Bupati minta Dinas Pertanian memberikan support untuk pengadaan alat panen. Seperti yang ada di Kampung Buyung-Buyung, yaitu mesin panen padi menggunakan mesin, bukan lagi tenaga dorong, seperti yang dipakai petani di Kampung Tasuk ini.

Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Berau, Mustakim, Kampung Tasuk memiliki lahan berpotensi untuk pertanian seluas 300 ha. Namun, untuk lahan eksisting yang dikerjakan 5 kelompok tani di Tasuk, hanya sekitar 147 ha, dimana 33 ha merupakan lahan tadah hujan, dan 114 ha adalah lahan pasang surut.

“Lahan eksisting ini bisa ditanami dua kali, sehingga dalam setahun, petani bisa memanen padinya juga dua kali. Musim tanam dibagi menjadi dua yaitu, musim tanam I atau musim tanam hujan, selama bulan Oktober-Maret. Dan musim tanam II atau musim pancaroba di bulan April-Oktober,” jelas Mustakim.

Tak hanya itu, beberapa inovasi juga dilakukan para kelompok tani Tasuk, yakni efisiensi produksi (efisiensi tenaga dan waktu) dengan menggunakan alat pertanian, baik untuk menanam maupun panen.

Inovasi kedua, beberapa petani juga sudah menjadi penangkar benih. Dan ini sudah berjalan sejak 2020 lalu, dimana para petani juga sudah bisa menjual benih padi unggulan, yang digunakan petani Tasuk. Sebagian benihnya juga sudah disebarkan ke Kampung Buyung-Buyung.

Dan inovasi terakhir adalah petani mulai mencoba menanam komoditas yang harga jualnya mahal, seperti beras merah yang dibanderol Rp 15 ribu perkilonya, dan laris manis dibeli masyarakat Berau. (008)

Tag: