BWS Kaltara Perkuat Bibir Sungai Sembakung yang Longsor

Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Utara (Kaltara) sejak bulan Desember tahun 2023 mulai memperkuat bibir sungai Sembakung yang longsor. (Foto : Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Arif Budiman mengatakan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan Utara (Kaltara) saat ini sedang mengerjakan penguatan bibir sungai Sembakung segmen Desa Atap, Kecamatan Sembakung, agar tidak longsor lagi, sebagaimana dimintan masyarakat.

“Penguatan bibir sungai dilakukan dengan memasang batu bronjong di sepanjang bibir sungai yang longsor sejak bulan Desember tahun 2023. BWS mengalokasikan dana Rp1 miliar untuk kegiatan tersebut,” ungkap Arif Budiman pada Niaga.Asia, Rabu (10/1/2024).

Teknis pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan galian pondasi untuk pemasangan kawat-kawat bronjong berisi batu block stone dan pemasangan tiang-tiang pancang dari kayu bakau di depan bronjong.

Agar pekerjaan galian dapat maksimal, sejumlah dapur rumah milik masyarakat dibongkar agar alat berat eksavator dapat melintas dan menggali pondasi dan memasang tiang pancang.

“BWS minta warga mengizinkan bagian belakang rumah warga dibongkar sementara waktu untuk keluar masuk Eskavator menuju lokasi longsor,” sebutnya.

Arif menerangkan, kontraktor pelaksana kegiatan berusaha mempercepat pekerjaan karena saat ini aliran sungai Sembakung sedang surut, sehingga mempermudah gajian dan pemasangan bagian bawah.

Agar posisi bronjong tidak bergerak ketika banjir, pekerjaan siring sungai ditambahkan dengan tiang-tiang pancang dari kayu bakau sekitar satu meter.

“Ketinggian bronjong diperkirakan lebih 3 meter, menyesuaikan dengan kedalaman sungai Sembakung yang mencapai 3 meter,” ucapnya.

Perbaikan bibir sungai lebih diprioritaskan di lokasi longsor terparah, atau  tidak jauh dari rumah-rumah masyarakat, sepanjang sekitar 100 meter.

“Kerusakan pinggiran sungai Sembakung dampak dari abrasi, karena  banjir tahunan, seluruhnya 300 meter,” kata Arif.

Menurut dia, abrasi di bibir sungai yang berdekatan dengan rumah warga, sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Daratan yang hilang karena abrasi sekitar 20 meter.

              Untuk mencegah abrasi, DAS Sembakung di Desa Atap akan ditanami rumput vetiver yang fungsinya mencegah longsor dan banjir serta mampu memperbaiki kualitas air.

Rumput Vetiver atau akar wangi adalah sejenis rumput dengan nama latin Chrysopogon Zizanioides. Tanaman ini memiliki akar cukup yang mampu masuk ke dalam tanah sampai 3 meter, fungsi akar inilah yang akan dimanfaatkan untuk menahan abrasi.

“Penanaman vetiver adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah dengan memanfaatkan tanaman hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan,” tutupnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: