Cerita Syahruni Naik Angkot Incar 21 Motor di Samarinda Buat Dicuri

Tersangka Syahruni berseragam tahanan Polsek Samarinda Ulu dalam kesempatan menjawab pertanyaan wartawan usai konferensi pers di Polsek Samarinda Ulu, Senin 24 Juni 2024 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Nekat dan angkutan kota (Angkot), jadi modal kakek Syahruni, 59 tahun, mencuri 21 motor di Samarinda. Bahkan diduga dia mencuri hingga 30 motor. Dia berkeliling menumpang angkot buat mencari motor sasarannya, dengan kunci motor yang tertinggal di stop kontak.

Syahruni ditangkap tim reserse kriminal Polsek Samarinda Ulu, Rabu 12 Juni 2024. Polisi berhasil mengamankan 21 motor yang dicuri Syahruni seorang diri di Samarinda, sejak tahun 2023 lalu.

“Saya keliling (cari motor yang mau dicuri) naik angkot,” kata Syahruni, kepada wartawan di Polsek Samarinda Ulu, Jalan Ir H Juanda, usai konferensi pers, Senin 24 Juni 2024.

Tersangka Syahruni modal nekat untuk mencuri motor sejak tahun 2023. Dia melakukan pencurian 21 motor seorang diri (niaga.asia/Saud Rosadi)

Meski kelahiran Tenggarong, Kutai Kartanegara, dari identitasnya Syahruni berasal dari Nganjuk, Jawa Timur. Sebelummya, dia bekerja sebagai sopir truk di Jawa dan di Kalimantan Tengah. Bahkan sempat jadi sopir angkot di Samarinda.

“Saya datang ke Samarinda tahun 2023,” ujar Syahruni.

Baca jugaKakek Syahruni Curi 21 Motor di Samarinda Sendirian

Bekerja sebagai sopir angkot hanya sementara. Upaya dia mencari pekerjaan lain tidak semudah dia bayangkan, untuk menghidupi anaknya di Jawa. Hingga akhirnya dia berniat mencuri motor untuk dijual dan demi mendapatkan uang.

“Saya nekat saja. Saya mencurinya siang hari. Kalau malam, mata sudah tidak kuat. Saya carinya yang kunci masih nempel di motor. Kadang (di dalam jok) ada STNK, kadang tidak ada,” sebut Syahruni.

Deretan 21 motor yang diamankan sebagai barang bukti. Syahruni mendapatkannya setelah berkeliling menumpang angkot (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Saya jual ke pekerja kebun sawit. Rata-rata jual Rp 2 juta. Uangnya buat dikirim keJawa, sebagian lagi buat sehari-hari di sini,” terang Syahruni.

Di Samarinda, Syahruni juga tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Terkadang dia tidur menggelandang.

“Uang (hasil jual motor curian) buat makan. Kalau tempat tinggal pindah-pindah. Tidur di mana saja,” jelas Syahruni.

Penulis: Saud Rosadi | Editor: Saud Rosadi

Tag: