Dari Pentas ‘Tanda Tanya’, Apresiasi Pentonton Bagus

Salah satu adegan pentas ‘Tanda Tanya’ Teater Mahakam di Gedung HA Rizani Asnawi, Taman Budaya Kaltim, Samarinda, Sabtu 27 Januari 2024 malam (Hamdani/niaga.asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Apresiasi para penonton pentas ‘Tanda Tanya’ Teater Mahakam, Sabtu 27 Januari 2024 malam di Gedung HA Rizani Asnawi, Taman Budaya Kaltim, Samarinda, dinilai lebih baik dibanding tahun ‘80 dan ‘90-an.

“Kalau dibandingkan dengan penonton pentas teater tahun ‘80 dan ‘90-an di Taman Budaya, saya melihat apresiasi penonton sekarang bagus. Tidak berisik dan tertib,” kata seniman Syafril Teha Noer kepada niaga.asia, Sabtu 27 Januari 2024.

Apresiasi penonton ini, kata Syafril, baik buat perkembangan teater di Kaltim.

“Di saat penonton yang apresiasitif inilah kita dapat menikmati sebuah pementasan,” lanjut Syafril, yang juga Ketua Umum Dewan Kesenian Kaltim ini.

Cuma memang, timpal seniman senior lainnya Wawan Timor, apresiasi penonton yang bagus itu tidak diimbangi dengan fasilitas pendukung gedung.

“Tidak maksimalnya AC membuat penonton kepanasan. Kalaupun ada kipas angin besar, itu malah menimbulkan kebisingan. Vokal pemain tertutup dengan suara itu,” kata Wawan.

Sebenarnya, kata Wawan Timor, gedung-gedung yang ada di Taman Budaya sudah dilengkapi dengan fasilitas, termasuk AC.

“Dalam hal teknis sepertinya ini, sepertinya ada yang tidak tuntas dibicarakan antara Teater Mahakam dan pihak Taman Budaya,” sebut Wawan.

Menyinggung tentang pentas ‘Tanda Tanya’ sendiri, Syafril menyebut dari segi penyutradaraan, terlihat ada jejaknya, dan itu tergambar pada pengadegannya yang cukup bagus.

“Terlepas dari beberapa ihwal yang harus dibenahi seperti ketidakjelasan cerita, mau dibawa ke mana, sebagai sebuah pertunjukan ‘Tanda Tanya’ cukup menghibur,” ucap Sahabudin Pance, salah satu seniman senior lainnya, menimpali.

Namun demikian dia mengaku senang dengan pentas Teater Mahakam ini.

“Saya senang ada generasi pelanjut yang masih mau berkesenian teater. Ke depannya, mereka lah yang menjadi penerus kami,” harapnya.

Pentas ‘Tanda Tanya’ sendiri menceritakan tentang seorang seniman (penulis naskah) teater yang mendapat pesanan tiga naskah yang harus selesai dalam waktu hampir bersamaan.

Seniman galau. Antara idealisme dan tuntutan kehidupan berbenturan. Dalam keadaan galau itulah sang seniman menulis naskah-naskahnya.

Proses penyusunan naskah itu digambarkan dalam bentuk adegan di atas panggung. Cukup menarik penuangan ide itu di atas panggung. Namun tidak diimbangi dengan dialog yang terkesan klise dan verbal.

Penulis : Hamdani | Editor : Intoniswan

Tag: