DPRD Nunukan Undang Warga Sebatik dan PT PLN Bahas Krisis Listrik

RDP DPRD Nunukan bersama warga Sebatik dan PT PLN membahas krisis listrik. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan mngundang PT PLN (persero) dan warga Sebatik membahas krisis listrik sejak Juli 2023 dalam rapar dengar pendapat (RDP), Senin (09/10/2023).

“RDP ini atas permintaan masyarakat pulau Sebatik yang mempertanyakan alasan dan penyebab dari pemadaman listrik selama tiga bulan terakhir,” kata Wakil DPRD Nunukan Burhanuddin dalam pertemuan rapat, Senin (09/10/2023).

Burhanuddin menjelaskan, dalam RDP dari PLN hadir Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kaltara dan Unit Layanan Pelanggan PT PLN Nunukan, tapi sayang dari Balikpapan tidak bisa hadir.

Koordinator aksi peduli listrik Sebatik, Sahabuddin menyebutkan pemadaman listrik mengakibatkan terganggunya pelayanan publik di kantor-kantor pemerintah dan dunia usaha.

“Kami dari Sebatik datang ke kantor Disdukcapil Nunukan pakai biaya ratusan ribu, setelah sampai disana malah mati lampu, layanan tutup,” sebutnya.

Pemadaman listrik yang mendadak dan terus menerus di pulau Sebatik mengakibatkan rusaknya sejumlah barang elektronik milik masyarakat seperti kulkas, televisi, kamera CCTV, mesin cuci dan air conditioning (AC).

Atas kondisi demikian, Sahabuddin meminta PT PLN bertanggung jawab. Sesuai Pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan; “pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.”

“Kami sudah penuhi kewajiban membayar listrik, lalu bagaimana dengan PLN apakah bisa mengganti kerusakan barang masyarakat,” ujarnya.

Perwakilan Pemuda Perbatasan Nunukan, Asnawi mempertanyakan keseriusan pemerintah pusat dalam memperhatikan kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan yang selama ini disebut-sebut sebagai cerminan negara Indonesia.

“Kami sering membandingkan antara Sebatik dengan Tawau, Malaysia, ditempat kita gelap gulita, di seberang sana Malaysia terang benderang,” bebernya.

Asnawi juga menyinggung Menteri BUMN Erick Thohir yang sangat peduli dan bersedih ketika melihat video viral anjing dibuang ke sungai untuk dimakan buaya, sementara dirinya tidak sedih melihat nasib masyarakat sebatik gelap gulita.

“Tolong PLN sampaikan ke Menteri BUMN nasib kami, sampaikan kondisi listrik di Nunukan yang sangat sulit setiap tahun,” terangnya.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tanjung Selor Provinsi Kaltara, Arief Prasetyanto menerangkan, persoalan listrik Nunukan akan segera teratasi dengan datangnya 2 unit mesin diesel berkekuatan 1 x 2 Megawatt.

“Tambahan 2 mesin sudah terpasang di PLTD Sei Bilal Nunukan dalam tahap penginstalan untuk masuk sistem,” sebutnya.

Kondisi devisit listrik Nunukan diakibatkan rusaknya mesin di PLTD Sei Bilal dan PLTMG Sebaung yang harusnya bisa menghasilkan 16 MW hanya bisa menyuplai listrik 15 MW dengan beban puncak listrik pelanggan 15,8 MW.

Ditengah krisis listrik, PLN Nunukan tetap harus melayani penyambungan listrik baru rumah dan tempat usahaa serta penambahan daya untuk existing customer atau pelanggan yang sudah memiliki listrik sebelumnya.

“Kami tidak boleh menolak sambungan baru maupun permintaan tambahan daya existing customer,” ungkapnya.

Sementara itu, anggota DPRD Nunukan Andre Pratama menuturkan seharusnya penerangan listrik di perbatasan masuk dalam program strategis nasional, karena wilayah Kabupaten Nunukan berada di perbatasan.

“Bayangkan Sei Nyamuk mati lampu di sebelahnya berbatasan sungai wilayah Malaysia lampu hidup siang malam, malunya kita orang Indonesia,” ucapnya.

Program jangka pendek PLN Nunukan mendatangkan 2 mesin dirasa belum maksimal, apalagi PLN selalu melayani permohonan penambahan daya pelanggan yang seharusnya tidak dilakukan saat ini.

Ketersedian daya listrik yang terbatas sebaiknya dimaksimalkan untuk pelayanan pelanggan dan pemasangan jaringan listrik pada wilayah-wilayah pedesaan yang belum memiliki aliran listrik.

“Tolong hentikan penambahan daya lisrik, lihat itu kantor camat Sebatik Timur belum ada listrik, begitu pula sekolah di Sebatik,” bebernya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: