DPRD Samarinda Dukung Rencana Pemkot Renovasi Masjid Raya Darussalam

Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, H. Helmi Abdullah. (Foto Yuliana Ashari/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, H. Helmi Abdullah, SE. MM., mengatakan, DPRD mendukung penuh rencana Pemkot Samarinda merenovasi Masjid Raya Darussalam Samarinda.

“Renovasi ini merupakan langkah penting untuk menjadikan masjid tersebut sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang lebih modern dan representatif. Kita harus dukung penuh renovasi Masjid Raya Darussalam ini,” kata Helmi kepada wartawan saat menghadiri acara Halal Bi Halal yang digelar Wakil Ketua III DPRD Kota Samarinda, H. Subandi, SE, M.AP, Senin (15/4/2024).

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ikon Kota Samarinda. Renovasi ini diharapkan dapat menjadikan masjid ini sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang lebih modern dan representatif,” imbuhnya

Helmi menambahkan, renovasi masjid ini juga sejalan dengan visi misi Samarinda menjadi kota peradaban.

“Dengan masjid yang modern dan representatif, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah umat Islam di Samarinda,” ujarnya.

Helmi juga meminta kepada semua pihak untuk mendukung renovasi masjid ini.

“Mari kita bersama-sama bergotong royong untuk mewujudkan renovasi masjid ini,” ajaknya.

Masjid Raya Darrusalam adalah masjid terbesar kedua di provinsi Kalimantan Timur setelah Masjid Islamic Center Samarinda. Masjid Darussalam  berada di tengah-tengah Kota Samarinda. Ciri yang mudah dilihat adalah, masjid ini memiliki 1 kubah besar dan beberapa kubah kecil yang berdampingan dengan kubah besar yang berwarna hijau dan memiliki 4 buah menara. Masjid ini berada di sisi Sungai Mahakam.

Pembangunan Masjid Raya Darussalam Samarinda pada tahun 1925 dilakukan oleh orang-orang Banjar yang mendirikan permukiman di Kampung HBS (kini kawasan Pasar Pagi). Seiring kemajuan zaman bangunan masjid tertua itu banyak mengalami perubahan tanpa mengurangi ciri khasnya.

Sebelumnya masjid itu bernama Masjid Jamik yang kemudian mengalami renovasi pada 1953 dan 1967. Bahkan, semula masjid ini dibangun di atas tanah 25×25 meter di pinggiran Sungai Mahakam.

Namun, dengan kemajuan Kota Samarinda yang semakin pesat menyebabkan lokasi masjid bergeser ke Jalan Yos Sudarso dengan luas sekitar 15 ribu meter persegi. Sedangkan bangunan masjid itu mengacu pada konsep Kerajaan Turki kuno. Ciri itu tampak pada bentuk kubah, menara, serta sejumlah lengkungan di atas pintu dan jendela.

Rencana renovasi Masjid Raya Darussalam ini telah dianggarkan Pemkot Samarinda Rp30 miliar. Masjid ini sudah puluhan tahun tidak direnovasi.

Penulis: Yuliana Ashari I Editor: Intoniswan I ADV DPRD Samarinda

Tag: