Harganas ke-27 di Berau Pecahkan Rekor MURI KB Sejuta Akseptor

Pelayanan bagi akseptor KB di Puskesmas Teluk Bayur, dalam rangka pecah rekor MURI di peringatan Harganas ke-27. (foto ist)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA –Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Keluarga Nasional 2020 di Berau. Total 20 faskes di 4 kecamatan yakni Tanjung Redeb, Sambaliung, Gunung Tabur dan Teluk Bayur ramai dikunjungi para ibu-ibu.

Bukan untuk berobat, melainkan mereka ingin mendapatkan pelayanan KB gratis yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau  dalam rangkaian acara Harganas ke-27 BKKBN bersama DPPKBP3A, berupa 1 juta akseptor yang akan dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), Senin (29/6/2020).

Pelayanan KB serentak dan gratis ini berkolaborasi DPPKBP3A) Berau  dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. elayanan kontrasepsi yang diberikan yakni IUD, implan, suntik, pil dan kondom.

“Peserta akseptor cukup membawa KTP untuk didata. Pelayanan yang diberikan dimulai sejak pagi hari. Untuk pendaftaran dibuka dari jam 08.00-11.00 WITA, dan pelayanan KBnya dimulai dari jam 08.00-14.00 WITA,” jelas Kepala DPPKB3A Hj. Rohaini.

Terkait dengan Harganas, dikatakannya, bahwa ini merupakan momentum untuk menghidupkan kembali fungsi ideal keluarga. Seperti fungsi agama, sosial budaya, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, pendidikan, ekonomi dan fungsi lingkungan.

“Harganas sampai saat ini belum dikenali masyarakat secara luas. Makna keluarga yang sesungguhnya begitu besar bagi setiap orang baik anak-anak maupun dewasa,” kata Rohaini.

Sementara Bupati Berau, H.Muharram dalam sambutannya menekankan, yang juga penting lagi ketika berumah tangga harus ada perencanaan yang  matang. Berkeluarga tidak hanya semata soal hubungan biologis, tetapi juga berpikir masa depan anak-anaknya kelak.

“Apalagi dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, mencari pekerjaan pun tak mudah,” ujarnya.

Senada, Wakil Bupati H.Agus Tantomo juga menjelaskan jika keharmonisan fungsi keluarga saat ini juga mulai sangat menurun, karena terus diuji oleh kemajuan peradaban yang kian cepat. Disinilah keberadaan keluarga secara otomatis kemudian menyesuaikan dengan kemajuan perkembangan teknologi. (mel/adv)