Hasil Rapid Test Positif, Puluhan Tenaga Medis di Bontang Dikarantina

ilustrasi. (HO/Net)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kasus meninggalnya bocah 8 tahun di Bontang, Jumat (24/4) kemarin, berbuntut panjang. Puluhan tenaga medis di Bontang terpaksa dikarantina, usai mengantongi hasil rapid test positif, atau reaktif terhadap Covid-19.

Pemeriksaan rapid test bagi tenaga medis itu, buntut dari hasil rapid test bocah bersangkutan yang mengantongi hasil positif, sebelum meninggal dalam perawatan medis RSUD Taman Husada Bontang, Kamis (23/4)

Sebelumnya, bocah itu mendapatkan penanganan sebagai pasien biasa oleh medis RS swasta di Bontang. Tidak ada yang menyangka, begitu kondisinya memburuk dan dilarikan ke RSUD Taman Husada Bontang, bocah itu punya gambaran pneumonia, dan rapid test positif, hingga meninggal Jumat (24/4) dini hari, dengan status PDP.

Ketidakjujuran orangtua, yang mengaku tidak dari luar kota, menjadikan anak itu sempat mendapatkan penanganan pasien biasa di RS swasta itu. Namun akhirnya, orangtua diketahui usai dari Jakarta, saat anaknya masuk RSUD Taman Husada.

“Tenaga medis akhirnya dilakukan karantina,”kata Plt Kadinkes Kalimantan Timur Andi M Ishak, saat konferensi pers melalui video conference, Sabtu (25/4) sore.

Sejak Jumat (24/4) kemarin, hingga hari ini, Dinkes Bontang melakukan rapid test kepada petugas medis, yang diduga kontak dengan bocah PDP yang meninggal itu. Hasilnya, lebih 30 orang petugas medis mengantongi hasil positif.

“Sementara, dari 2 rumah sakit, hasil reaktif sampai 40 tenaga medis. Kami belum dapatkan detil berapa orang di RSUD, dan berapa di RS Islam,” sebut Andi.

Sementara, lanjut Andi, dari hasil rapid test kepada kedua orangtua bocah itu, diketahui hasilnya negatif Corona. Kasus di Bontang ini, sampai hari ini mengundang reaksi publik, yang menyayangkan ketidakjujuran orangtua bocah itu. (006)

Tag: