HUT ke-67 Pemprov Kaltim, Syafruddin: Pembangunan Sektor Pertanian Masih Kurang

Ketua Fraksi PKD DPRD Kaltim, Syafruddin. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Hingga Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memperingati HUT-nya ke-67, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syafruddin di DPRD Kaltim mengatakan, yang dirasakannya adalah pembangunan sektor pertanian masih kurang.

“Mulai tahun 2024, saya ingin Pemprov Kaltim lebih fokus pada pembangunan pertanian. Selama ini tidak fokus, dampaknya areal pertanian, khususnya sawah terus berkurang, produksi beras di Paser, Penajam Paser Utara (PPU), dan Kutai Kartanegara terus turun,” kata Syafruddin pada Niaga.Asia, Senin (08/01/2024) ketika diminta komentarnya terkait pembangunan Kaltim di HUT ke-67 Provinsi Kaltim.

Menurut dia, kenaikan harga pangan, sperti beras, cabai, dan sayur-sayuran lainnya, merupakan ironi di daerah Kaltim yang punya lahan pertanian yang potensinya besar.

Kalau Pemprov benar-benar fokus membangun sektor pertanian, seharusnya kita sudah swasembada beras, cabei, dan lainnya, sehingga ketergantungan pada pasokan dari luar daerah bisa dikurangi.

“Kita tidak boleh lagi setengah hati, atau asal ada saja dalam membangun sektor pertanian. Kehilangan sawah seharusnya diganti dengan mencetak sawah baru,” sarannya.

Syafruddin yang sekarang ini berjuang jadi wakil Kaltim di DPR RI, menjelaskan, pembangunan sektor pertanian perlu dipacu mulai tahun 2024, karena peluang pasarnya sangat besar, yakni akan ada pertambahan penduduk dari adanya IKN di Kaltim.

Kemudian, sektor pertanian bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan investasi untuk membangun pertanian, tidak padat modal. Mengalokasikan anggaran untuk pertanian di atas Rp1 triliun lebih  per tahun masih wajar, apa lagi APBD Kaltim sudah dalam hitungan puluhan triliun.

“Harapan saya itu, pacu pembangunan di sektor pertanian,” ujarnya.

Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Balikpapan ini juga mengharapkan Pemprov Kaltim melalui BUMD yang ada mengoptimalkan  pemanfaatan aset-asetnya agara bisa lebih memberi sumbangan lebih besar kepada PAD (Pendapatan Asli Daerah).

“Banyak aset yang terlantar yang sebetulnya bisa dioptimalkan pemanfaatannya, misalnya tanah Puskib Balikpapan, KEK Kariangau, Malaoy, Hotel Atlet dan lain sebagainya,” kata Syafruddin.

Ia bersyukur Pemprov Kaltim mulai membenahi aset yang terlantar, misalnya kawasan stadion utama Palaran. Menjaga aset itu penting agar nilainya tidak susut, tapi memberi dampak pada naiknya pendapatan daerah.

“Kebiasaan terus-terusan membangun gedung, tapi tak mengoptimalkan pengelolaannya harus disetop,” pungkasnya.

Untuk diketahui, luas panen padi di Provinsi Kaltim dari tahun ke tahun terus berkurang atau menurun. Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan terbarunya, November 2023  melaporkan, luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 57,14 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 7,83 ribu hektare atau 12,05 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 64,97 ribu hektare.

“Penurunan luas panen padi tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 sebesar 12,05 persen,” ungkap Ketua Tim Harga dan UMKM BPS Kaltim, Indri Astanti, SST, M.Si dalam siaran persnya, Rabu (01/11/2023).

Sedangkan produksi padi pada 2023, BPS memperkirakan sebesar 215,29 ribu ton GKG (Gabah Kering Giling), mengalami penurunan sebanyak 24,13 ribu ton GKG atau 10,08 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239,42 ton GKG.

“Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 125,23 ton, mengalami penurunan sebanyak 14,04 ribu ton atau 10,08 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 139,27 ribu ton,” kata Indri.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: