Kata BMKG Soal Intrusi Air Laut di Sungai Mahakam

Instalasi pipa distribusi Perumdam Tirta Kencana Samarinda di Jalan Gadjah Mada. Sungai Mahakam menjadi air baku utama produksi air bersih yang berisiko mengalami intrusi air laut (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Intrusi air laut mulai memasuki perairan Sungai Mahakam di Anggana, Kutai Kartanegara. Pelanggan air bersih diminta menampung air, tidak terkecuali wilayah Samarinda yang dekat dengan Anggana. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara soal fenomena itu.

Sungai Mahakam menjadi air baku utama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Mahakam di Kutai Kartanegara, dan Perumdam Tirta Kencana di Samarinda.

Ambang batas kadar klorida yang diperkenankan untuk produksi air bersih di instalasi pengolahan air (IPA) kedua Perumdam adalah 250 parts per million (ppm). Melewati itu, produksi terpaksa dihentikan.

“Jadi begini. Intrusi air laut di atas 250 ppm itu bisa mengakibatkan karat pipa IPA. Juga kalau tetap produksi, itu membahayakan kesehatan kulit,” Ali Rachman, Direktur Teknik Perumdam Tirta Kencana Samarinda, dalam pernyataannya kepada niaga.asia, Kamis 3 Agustus 2023.

Sutrisno, Prakirawan BMKG Stasiun Temindung di Samarinda bilang, intrusi air laut di Sungai Mahakam, disebabkan pasang tinggi laut.

“Intrusi air laut itu kan biasanya kalau pasang tinggi, dorongan (air laut) lebih kuat. Kemarin karena saat bulan purnama itu, sampai 2 hari ke depan masih purnama, biasanya dorongan pasang yang tinggi akan cepat menuju ke arah Sungai Mahakam,” kata Sutrisno, dihubungi wartawan, Jumat 4 Agustus 2023.

Baca jugaIntrusi Air Laut Sudah di Anggana, Pelanggan Air Bersih di Samarinda Mesti Waspada

“Nanti kalau pasang mulai mengecil lagi, tidak ini lagi (tidak kuat terdorong masuk ke mahakam). Terutama tadi malam itu kan Supermoon,” ujar Sutrisno.

Dengan demikian, air pasang laut memang mempengaruhi terjadinya intrusi air laut ke Sungai Mahakam.

“Mempengaruhi, karena air pasang itu akibat gravitasi bulan itu kan? Semakin tinggi (pasang), semakin jauh mendorong ke sungai. Kalau pasang sudah mengecil, intrusinya tidak semasif waktu pasang (tinggi),” demikian Sutrisno.

Hujan nyaris tidak turun sama sekali sejak awal Juli 2023 sampai saat ini di Samarinda. Pun demikian kondisi yang sama terjadi di kawasan hulu Mahakam.

“Kita berharap, berdoa, semoga turun hujan di hulu Sungai Mahakam, agar bisa mendorong dan menahan intrusi air laut di Sungai Mahakam ini,” kata Ali Rachman.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: