Kembangkan Infrastruktur Midstream LNG di Nusa Tenggara, PLN EPI Gandeng Konsorsium Indokorea Gas

Penandatanganan Joint Development Agreement pengembangan infrastruktur midstream LNG cluster Nusa Tenggara antara PLN EPI dengan Konsorsium Indokorea Gas. (Foto UID Kaltimra/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) selaku subholding PT PLN (Persero) menggandeng Indokorea Gas Consortium dalam merealisasi gasifikasi pembangkit untuk Cluster Nusa Tenggara melalui pengembangan infrastruktur midstream Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Nusa Tenggara.

Kerjasama pengembangan kelistrikan LNG ini ditandai dengan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) yang dilakukan oleh kedua pihak PLN EPI dan Indokorea Gas Consortium, di Jakarta.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam sambutannya mengatakan,  perusahaan telah memulai proyek gasifikasi di cluster Nusa Tenggara sebagai bagian dari upaya transisi energi yang dicanangkan pada strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED), dimana 25% pasokan listrik akan bersumber dari pembangkit gas. Hal ini sekaligus untuk meningkatkan akses energi yang lebih bersih dan lebih terjangkau bagi masyarakat setempat.

“Gasifikasi yang dilakukan PLN di wilayah Nusa Tenggara merupakan implementasi dari ARED untuk mendorong kemajuan ekonomi masyarakat setempat melalui penyediaan energi yang lebih bersih dan terjangkau,” kata Darmawan, Jumat (29/03/2024)

Sementara itu, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso menerangkan, kemitraan ini menjadi langkah signifikan dalam memajukan infrastruktur midstream LNG di Nusa Tenggara Barat dan Timur.

“Proyek ini sangat penting untuk mendorong transisi energi di PLN dan sekaligus upaya efisiensi melalui konversi bahan bakar diesel ke gas” jelasnya.

Adi berharap dengan terjalinnya kerja sama kiranya dapat mendorong penyelesaian pembangunan infrastruktur midstream LNG dengan tepat waktu, sehingga realisasi pengurangan emisi dan efisiensi dapat segera terwujud.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pengembangan infrastruktur midstream LNG di wilayah Nusa Tenggara berada di enam lokasi yaitu, pulau Lombok, Sumbawa, Flores, dan Timor dengan total kapasitas 377 MW pada tahap pertama.

“Pengembangan infrastruktur midstream LNG memainkan peran kunci dalam transisi energi menuju pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan dukungan terhadap energi terbarukan,” ungkap Iwan.

Pembangunan infrastruktur midstream LNG di wilayah Timur Indonesia Akan membantu mengurangi ketergantungan pada BBM dan mendukung pengembangan energi terbarukan melalui fasilitas midstream LNG yang dikelola oleh PLN EPI bersama mitra.

Selaras dengan Iwan, Direktur PT Prima Osean Nusantara Pieters Adyana Utomo mengapresiasi kerjasama pemanfaatan gas karena memiliki peranan penting dalam transisi energi, apalagi Indonesia masih memiliki cadangan gas berlimpah.

“Kerja sama ini tentunya menyoroti pentingnya peran gas dalam transisi energi karena Indonesia memiliki cadangan gas yang melimpah,” ungkapnya.

Executive Vice President Energy Business Division Kogas Tech, Min Ho Song mengapresiasi kepercayaan yang diberikan kepada konsorsium Indokorea Gas dalam kerjasama pengembangan infrastruktur midstream LNG di wilayah Nusa Tenggara.

“Kogas tech memiliki pengalaman dan teknologi dalam pengembangan fasilitas terminal dan regasifikasi LNG terutama di Korea Selatan. Kogas tech ingin berkontribusi bersama PLN EPI pengembangan midstream LNG untuk mewujudkan transisi energi kelistrikan di Indonesia,” pungkas Song. (ADVERTORIAL)

Tag: