Kepala Badan Geologi Tinjau Langsung Daerah Terdampak Erupsi Semeru

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani  dan Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman, pada Konferensi Pers Update Terkini Erupsi Gunungapi Semeru secara virtual, Senin (6/12). (Foto Kementerian ESDM)

LUMAJANG.NIAGA.ASIA– Peta KRB Semeru dan monitoring Gunungapi Semeru yang dilakukan selama 24 jam setiap harinya termasuk dalam peringatan dini yang telah dilakukan oleh Badan Geologi. Selain itu, komunikasi juga terus dilakukan oleh para Pengamat Gunungapi Semeru dengan stakeholder di daerah terkait aktivitas Gunungapi Semeru.

“Sebelum erupsi tanggal 4 Desember 2021 lalu, sudah dilakukan komunikasi yang demikian intensif dan kami sudah lakukan diskusi dengan Pemerintah Daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada di wilayah, semua sudah mengatakan informasi yang disampaikan Badan Geologi sudah tersampaikan ke masyarakat,” tutur Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman, pada Konferensi Pers Update Terkini Erupsi Gunungapi Semeru secara virtual, Senin (6/12).

Pascaerupsi Gunungapi Semeru, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani bertolak ke Kabupaten Lumajang guna memantau langsung kondisi daerah terdampak erupsi.

“Hari ini kami dari Badan Geologi hadir di Pos Pengamatan Gunungapi Semeru untuk merespons apa yang terjadi dua hari yang lalu, terkait erupsi Semeru. Dilaporkan juga tadi pagi terjadi erupsi berupa Awan Panas Guguran (APG) yang intensitasnya sedikit lebih kecil dari sebelumnya,” ujar Eko pada Konferensi Pers Update Terkini Erupsi Gunungapi Semeru secara virtual, juga hari ini, Senin (6/12).

Pada kesempatan itu Eko dan Andiani juga melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, juga dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, terkait upaya mitigasi, evakuasi, dan keselamatan masyarakat.

“Kami mendiskusikan langkah-langkah ke depan, apa yang akan dilakukan. Kami kembali menyampaikan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang merupakan upaya mitigasi dari Badan Geologi terkait dengan potensi bahaya dari Gunungapi ini,” ujar Eko.

Pada peta KRB Semeru dapat terlihat daerah yang rawan bencana dan daerah yang aman dari bencana. Peta tersebut penting karena kondisi saat ini sangat membutuhkan data terkait jalur evakuasi dan lokasi pengungsian yang aman dari potensi bahaya erupsi.

“Jadi dari situ (peta KRB Semeru) dapat dilihat area mana saja yang rawan terhadap bencana dan area mana saja yang relatif aman dari bencana. Itu penting karena sekarang dengan kondisi saat ini di mana ada masyarakat yang terdampak erupsi kemarin jadi memerlukan data-data terkait jalur evakuasi dan juga tempat-tempat relokasi atau penampungan pengungsi sementara yang aman. Kami juga sudah jelaskan apa saja yang ada di situ dan kelihatannya akan ditindaklanjuti oleh Ibu Wakil Bupati, sebagai upaya untuk keselamatan masyarakat di sini,” lanjutnya.

Adapun lokasi-lokasi untuk pengungsian ditentukan berdasarkan rekomendasi Badan Geologi melalui peta KRB yang telah diterbitkan untuk menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi selanjutnya.

“Penentuan lokasi pengungsian didasarkan peta KRB yang sudah dikeluarkan oleh Badan Geologi. Peta KRB ini akan dijadikan acuan untuk menentukan lokasi-lokasi yang rawan untuk ditempatkan sebagai lokasi pengungsian. Masyarakat juga dapat melihat peta KRB ini melalui aplikasi MAGMA Indonesia dan website PVMBG (vsi.esdm.go.id),” ujar Kepala PVMBG Andiani.

Andiani juga menjelaskan bahwa ke depan masih terdapat potensi bahaya awan panas guguran (APG) dan banjir lahar dingin. Oleh karena itu Badan Geologi masih terus melakukan pengamatan terhadap aktivitas Gunungapi Semeru selama 24 jam setiap harinya.

“Potensi terjadinya APG masih ada tetapi kami sulit untuk menentukan waktu terjadinya. Maka dari itu kami melakukan monitoring, jadi ketika menjelang APG terjadi, kami memiliki alat-alat yang dapat mencatat getaran-getaran, dan setelah alat tersebut mencatat getaran segera kami sampaikan melalui grup WhatsApp untuk segera disebarluaskan kepada masyarakat. Selain itu, juga ada potensi bahaya banjir lahar, karena di daerah hulu atau bagian puncak gunung masih ada material hasil erupsi dengan volume yang cukup banyak. Sehingga apabila dengan curah hujan yang saat ini masih cukup tinggi, sesuai laporan dari Kepala BMKG tadi, tentunya potensi lahar juga masih tinggi, utamanya adalah pada bukaan kawah yang mengarah ke bagian selatan dan tenggara, di antaranya melalui sungai Besuki-Kobokan,” ujarnya.

Dari pertemuan tersebut, Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati akan menindaklanjuti rekomendasi Badan Geologi, antara lain dengan memindahkan lokasi pengungsian ke daerah lain yang aman menurut peta KRB. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang juga akan membuat papan peringatan kawasan bencana pada daerah rawan bencana, di mana pada area tersebut tidak boleh ditinggali untuk menetap dalam jangka waktu yang lama, juga diusulkan pula adanya pemasangan sirine tanda bahaya untuk dapat memberikan peringatan kepada masyarakat.

Sumber : Humas Kementerian ESDM | Editor : Intoniswan

Tag: