Kesetiaan

Cerpen Karya: Efrinaldi

Foto Efrinaldi.

Aku menjemur pakaian yang baru saja dicuci istriku. Kami punya bayi. Popok-popok selalu banyak kotor setiap hari. Setelah menjemur pakaian aku, mengepel lantai. Istriku memasak makanan.

Aku mandi. Setelah mandi aku berpakaian. Istriku telah menghidangkan makanan di meja. Aku makan pagi dan ditutup dengan segelas teh manis. Putriku yang berusia empat tahun terbangun. Istriku memandikannya. Setelah itu dipakai pakaiannya. Sementara si bayi masih tertidur.

Aku bersiap pergi kerja. Aku mengambil tas kerjaku di kamar. Menuju pintu keluar. Istriku mendekat. Aku mencium keningnya dan memeluknya. Terlihat mata istriku menyala-nyala, tanda kebahagiaan.

*

Aku tiba di tempat kerja. Aku memulai membuka berkas kerjaku. Kemudian aku berjalan-jalan ke laboratorium. Memberikan kertas kerja ke asistenku. Mengobrol dengan para peneliti dan asisten peneliti dan kembali ke mejaku.

Aku mentabulasi hasil pengamatan penelitianku. Setelah itu, aku menafsirkannya. Aku kembali berjalan ke laboratorium. Berdiskusi dengan beberapa orang. Aku kemudian ke perpustakaan, melihat beberapa referensi yang perlu ku lihat. Aku membuat beberapa catatan.

Setelah itu, aku istrirahat minum kopi dan snack.

“Bapak, percobaan akan dimulai,” kata aistenku.

“Baik, saya segera ke laboratorium,” sahutku.

Aku menyelesaikan beberapa catatan yang terbengkalai. Aku bergegas ke laboratorium Percobaan terhenti menjelang makan siang. Aku pun istrirahat makan dan salat.

Setelah makan siang, percobaan dilanjutkan, berlanjut sampai masanya pulang jam empat sore. Lima belas menit kemudian aku telah sampai di rumahku. Rumahku memang tak jauh dari tempat kerjaku.

Kembali aku berada di pangkuan keluargaku. Aktifitas berjalan seputar urusan rumah tangga. Kala itu akhir tahun 1990-an. Hiburan di rumah adalah televisi, radio dan tape recorder.

*

“Uda telah menemukan kehidupan yang Uda sukai,” kataku pada istriku.

“Alhamdulillah,” sahut istriku.

Aku memegang-megang buku psikologi yang baru kubeli. Aku memang memperkaya bacaanku dengan ilmu non eksakta sejak aku menjadi peneliti pengembangan formula di sebuah perusahaan farmasi.

“Apa yang Uda cari selama ini?” tanya istriku.

Aku menoleh ke istriku. Pertanyaannya kurasakan sangat berarti. Aku pun termangu.

“Aku mendambakan kesetiaan, Aku telah menemukan pasangan yang setia dan tempat bekerja yang bisa kuandalkan sepanjang karir,” kataku dengan suara bergetar.

Istriku meghampiriku. Dia memelukku erat sekali.

Gelap mulai menyelimuti bumi. Lampu kota mulai menyala. Kami pun menyonsong malam dengan kedamaian.@

Tag: