Kinerja Ekspor Menurun, BI Kaltim Sarankan Dorong Inklusivitas Perekonomian

Konferensi Pers #APBNKaltim diselenggarakan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kaltim, M Syaibani, Jum’at (28/7/2023). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) perlu mewaspadai kinerja ekspor, karena mulai terpengaruh perekonomian global yang masih disertai ketidakpastian, terutama di negara-negara tujuan utama komoditi ekspor Kaltim, seperti Amerika Serikat diprediksi pertumbuhan PDB-nya tahun ini hanya dikisaran 1,4%, Jepang 1,3%, Tiongkok 5,1%, India 6,2%, dan negara-negara ASEAN 4,9%.

“Dampaknya terhadap Kaltim adalah menurunnya permintaan akan komoditi utama ekspor Kaltim yaitu CPO (crude oil palm) dan batubara,” kata Kepala Fungsi Perumusan Kebijakan Ekonomi & Keuangan Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Iwan Kurniawan H, dalam Konferensi Pers #APBNKaltim yang diselenggarakan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kaltim, M Syaibani, Jum’at (28/7/2023). Selain dihadiri Iwan Kurniawan, Syaibani juga menghadirkan Statisti Ahli Muda BPS Kalimantan Timur, Ika Ayuningtyas.

baca juga:

Harga CPO dan Batubara Turun, Nilai Ekspor Kaltim Tahun 2023 Ikut Turun

Pertumbuhan PDB AS dan beberapa negara maju di Eropa diprakirakanlebih baik, dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga (RT) seiring perbaikan upah dan keyakinan konsumen. Ekonomi Jepang masih kuat, didorong perbaikan konsumsi RT dan ekspor.

“ Namun, pertumbuhan Tiongkok lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, tertahan oleh konsumsi dan investasi terutama sektor properti,” kata Iwan. Sedangkan aliran modal ke negara berkembang lebih selektif dan menekan nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah.

Menurut Iwan kondisi global dan nasional turut mewarnai kondisi perekonomian di Kaltim. Perekonomian Kaltim utamanya didorong oleh Lapangan Usaha (LU) Pertambangan, Industri Pengolahan dan Konstruksi.

Dari LU pertambangan, dapat dilihat bahwa kinerja harga batu bara saat ini cenderung menunjukan perlambatan secara yoy, dan diprakirakan masih melanjutkan perlambatan sampai akhir tahun 2023.

LU industri pengolahan, industri migas yang mendominasi LU ini diprakirakan

tumbuh positif karena industri gas yang menunjukan perbaikan. LU konstruksi, berlanjutnya pembangunan proyek – proyek di Kaltim memiliki peran utama untuk mendorong kinerja konstruksi. Adanya proyek IKN menjadi sumber utama LU konstruksi sejak tahun 2022.

Dorong Inklusivitas Perekonomian Kaltim

                Dalam rangka menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan nasional, Iwan memberi saran, perlu ada upaya ke depan untuk mendorong inklusivitas perekonomian Kaltim, agar mengurangi  ketergantungan ekomi pada sektor SDA mentah, meningkatkan serapan terhadap produk UMKM Kaltim di pasar regional maupun luar daerah.

“Kemudian mengoptimalkan Pariwisata Kaltim dalam menyerap  wisatawan baik domestik maupun mancanegara dan mengatasi kondisi produksi pangan strategis lokal Kaltim yang masih terbatas hingga saat ini,” kata Iwan.

Dikatakan Iwan, untuk memperkuat daya tahan dan struktur perekonomian Kaltim, diperlukan sekarang pengembangan hilirisasi berbasis SDA yang tidak terbarukan, pengembangan Pariwisata Unggulan di Kaltim, dan pengembangan UMKM yang berdaya saing.

Selain itu,  Kaltim memerlukan refocusing stimulus makroprudensial di kebijakan hilirisasi (Minerba dan Nonminerba) agar menghasilkan nilai tambah dan  membuka peluang usaha, memperkuat struktur industri dan ketersediaan lapangan kerja, serta mendukung ketahanan pangan.

Kemudian perlu juga kebijakan yang mendorong tumbuhnya sektor Perumahan (termasuk Perumahan Rakyat) sebab, potensi kebutuhan perumahan yang masih tinggi. Industri perumahan padat modal dan padat karya. Pariwisata (termasuk Hotel, Restaurant, dan Café) memerlukan kebijakan yang mendukung momentum pemulihan ekonomi kaltim.

“Juga diperlukan Inklusif (RPIM) untuk mMendukung pembiayaan inklusif kepada UMKM dan PBR sesuai dengan mandate pasal 35B dalam UU P2SK, termasuk kebijakan Pembiayaan Hijau yang mendukung transisi ekonomi hijau yang just, orderly, affordable,” pungkas Iwan.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: