Kuyang, Makhluk Astral Ikon Kaltim

Ilustrasi.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Hantu Kuyang memang monumental. Orang pasti menyebut makhluk astral itu sebagai hantu yang paling populer di antara hantu-hantu  yang dikenal masyarakat Kaltim, seperti Hantu Banyu, Hantu Suluh, Hantu Panjang, Hantu Urang, Pelakian dan lainnya. Bahkan Hantu Kuyang dapat disebut ikon Kaltim.

Banyak buku tentang dunia perhantuan, novel bahkan film layar lebar mengangkat cerita tentang Hantu Kuyang sebagai tokoh utama. Bukan saja tentang penampakannya yang menakutkan sebagai makhluk penghisap darah, tapi juga sisi romantisnya pun dihadirkan dalam buku atau filmnya.

Tutur lisan hantu yang digambarkan sebagai jelmaan dari sosok perempuan itu sudah ada sejak ratusan tahun lalu secara turun temurun di tengah-tengah masyarakat pedalaman dan pesisir Kaltim.

Masyarakat meyakini Hantu Kuyang sebagai fenomena di tengah masyakat. Bahkan banyak yang mengaku pernah melihat penampakan  hantu itu secara kasat mata.

Kuyang digambarkan sebagai kepala perempuan berambut panjang riap-riap, usus terburai, penuh tetesan darah, terbang mencari dan menghisap darah yang keluar dari orang yang habis melahirkan atau orang mati berdarah (pembunuhan).

Tersebutlah Awang Zul yang pernah bermukim di Melak, Kutai Barat, mengaku pernah melihat penampakan Kuyang melalui teknik memancing, seperti memancing ikan.

Dituturkan Awang Zul yang sudah almarhum itu, Kuyang akan datang dengan umpan kain yang masih ada darah orang melahirkan atau irisan kapalan kulit telapak kaki di mata pancing.

“Di tahun 60 an masih banyak rumah panggung  di Melak. Berlantai papan yang kadang ada yang renggang. Melalui lantai yang renggang itu itulah saya dan kawan-kawan yang masih anak-anak memancing Kuyang datang.Menggunakan umpan kain yang masih ada darah orang baru melahirkan atau irisan kapalan kulit kaki yang keras. Tidak berapa lama meluncur ke bawah rumah cahaya merah dan menyambar umpan itu di bawah kolong rumah,” ungkapnya.

Awang Zul menggambarkan, cahaya merah itu berubah menjadi kepala perempuan yang ususnya terburai, menghisap dengan lahap umpan itu. Setelah selesai makan umpan, Kuyang menyedot dengan lahap kubangan air kotor di bawah rumah.

“Kami melihat penampakan Kuyang itu melalui sela-sela lantai papan yang renggang. Terus terang ketika pertama kali melihat takut juga. Tapi selanjutnya kami anggap itu sebagai permainan dan tontonan yang menyenangkan bagi kami anak-anak kampung,” paparnya, seraya menambahkan aktifitas memancing Kuyang itu dilakukan tengah malam.

Tentang asal usul Kuyang ada banyak versi.  Ada penuturan  Kuyang itu semacam ilmu hitam warisan leluhur. Orang yang mendapatkan warisan itu setelah mulutnya diludahi orang yang menjadi Kuyang sebelumnya.

Versi lain menyebut, orang yang menjadi Kuyang ketika memasukkan kepalanya ke dalam sebuah tajau (gentong) warisan leluhurnya.

Biasanya orang yang menerima warisan ilmu Kuyang itu adalah seseorang yang mau hidup enak, tapi tanpa mau berusaha dan suka berkhayal. Ketika menjelma menjadi Kuyang, dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika menghisap darah orang habis melahirkan. Dan merasa haus dan lapar luar biasa ketika tidak menghisap darah dari orang baru melahirkan atau orang yang mati berdarah. Memang ternyata, sasaran operasi Kuyang itu rumah sakit atau rumah dukun beranak di kampung-kampung.

Penulis: Hamdani | Editor: Intoniswan

Tag: