Luas Panen dan Produksi Padi di Kaltim Tahun 2023 Alami Penurunan

Total luas  panen padi (sawah) di Kaltim akhir tahun 2023 tinggal 57.080 hektar atau  hanya lebih kurang 5 persen dibandingkan luas panen kebun sawit di Kaltim 1,3 juta hektar. Foto ini  adalah sedikit  sawah yang masih tersisa di RT 10 Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda yang juga susut karena alihfungsi sawah untuk perumahan. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA –  Laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) yang terbaru tentang Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Kalimantan Timur  2023 (Angka Tetap) berdasarkan hasil survei KSA (Knowledge , Skills , dan Abilities) menyebutkan, luas panen maupun luas  produksi padi  pada tahun 2023 sama-sama mengalami penurunan.

Luas panen padi pada 2023  sekitar 57.080 hektare, mengalami penurunan sebanyak 7.890 hektare atau 12,14 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 64.970 hektare.

Sedangkan produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 226.970 ton GKG (Gabah Kering Giling), mengalami penurunan sebanyak 12.450 ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239.420 ton GKG.

Demikian Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC dalam laporan yang diterbitkan bulan Juni 2024.

Kemudian, produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 132.020 ton, mengalami penurunan sebanyak 7.250 ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 139.270 ton.

“Sebagai catatan, angka produksi padi dan beras 2022−2023 merupakan angka tetap. Sedangkan angka produksi padi dan beras Januari−April 2024 merupakan angka sementara karena masih mengandung potensi luas panen (Februari−April) dan menggunakan rata-rata produktivitas Subround I 2018−2023,” ujarnya.

Menurut Yusniar, jika dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, yaitu masing-masing sebesar 10.800 ton GKG (9,15 persen) dan 4.410 ton GKG (5,57 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Penurunan produksi padi pada 2023 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Berau. Di sisi lain, kabupaten/kota yang mengalami kenaikan produksi padi yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara.

Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Paser. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan Kabupaten Mahakam Ulu.

Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 dan September−Desember 2023, masing-masing sebesar 4.260 hektare (13,33 persen) dan 3,56 ribu hektare (16,80 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022.

“Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Subround Mei−Agustus 2023, yaitu sekitar 2,76 ribu ton GKG (6,53 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2022,”  ungkap Yusniar.

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 setara dengan 132.020 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 7,25 ribu ton (5,20 persen)dibandingkan 2022 yang sebesar 139.270 ton.

Produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 35,29 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 0,45 ribu ton.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan 

Tag: