Maret 2018, Ekspor Non Migas Kaltim ke Tiongkok 363 Juta USD

ilustrasi
ilustrasi

SAMARINDA, NIAGA.ASIA- Sepanjang bulan Maret 2018, ekspor non migas Kalimantan Timur ke Tiongkok mencapai 363,36 juta USD, atau menjadi negara tujuan ekspor utama bersama dengan negara lainnya, yakni India dan Republik Korea (Korea Selatan). Peranan ketiga negara tersebut mencapai 60,78%  atau 833 juta USD dari total nilai ekspor non migas Kaltim 1,37 miliar USD.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur, Adqo Mardiyanto dalam jumpa pers di Kantor BPS Kaltim, Rabu (2/5/2018). Nilai ekspor Kaltim ke India selama Maret 2018 sebesar 326,54 juta USD dan ke Republik Korea 152,84 juta USD. “Ekspor non migas ke Tiongkok  masih diurutan teratas,” katanya.

Negara lain di Asia yang juga menjadi tujuan ekspor produk non migas Kaltim adalah Jepang, Malaysia, Philipina, Taiwan, Thailand, Hong Kong, dan Vietnam dengan nilai ekspor 39,22%  atau 537 juta USD dari total ekspor non migas di bulan Maret 2018.

BANER

Mardiyanto menerangkan pula, komoditi ekspor non migas Kaltim meliputi  lemak dan minyak hewani atau nabati, bahan kimia anorganik, senyawa organik atau anorganik, kayu dan barang dari kayu, arang kayu, bahan kimia organik, aneka produk kimia, residu dan sisa dari industri makanan, olahan makanan hewan, biji dan buah mengandung minyak, bermacam-macam butir, biji dan buah, tanaman industri atau tanaman obat, jerami dan makanan ternak, ikan dan krustasea, moluska serta invertebrata air lainnya.

“Volume ekspor non migas yang mengalami kenaikan signifikan di bulan Maret adalah pupuk, naik 522,87%,” katanya. Ekspor non migas Kaltim di bulan Maret 2018 sebesar 1,37 miliar USD tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya (Pebruari) sebesar 23,70%.

Khusus ekspor migas Kaltim di bulan Maret 2018, Mardiyanto menyebutkan mencapai 0,31 miliar USD atau 310 juta USD, naik 13,72% persen dibandingkan Pebruari 2018. “Kalau nilai ekspor non migas dan migas dijumlahkan maka total nilai ekspor Kaltim  di Maret 2018 adalah 1,70 miliar USD,” ujarnya. Nilai ekspor Maret naik 21,74% dibandingkan bulan Pebruari 2018. “Kalau ekspor Maret 2018 dibandingkan Maret 2017, tahun ini ada kenaikan 9,95%,” ungkapnya.

Ekspor nasional

Secara nasional, Badan Pusat Statitik Nasional melaporkan, nilai ekspor Indonesia Maret 2018 mencapai US$15,58 miliar atau meningkat 10,24 persen dibanding ekspor Februari 2018. Demikian juga dibanding Maret 2017 meningkat 6,14 persen.  Ekspor nonmigas Maret 2018 mencapai US$14,24 miliar, naik 11,77 persen dibanding Februari 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Maret 2017 naik 8,16 persen.

Secara kumulatf, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2018 mencapai US$44,27 miliar atau meningkat 8,78 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$40,21 miliar atau meningkat 9,53 persen.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2018 terhadap Februari 2018 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$358,9 juta (18,58 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada timah sebesar US$92,5 juta (45,25 persen).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Maret 2018 naik 4,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya naik 41,48 persen, sementara ekspor hasil pertanian turun 9,32 persen. Ekspor nonmigas Maret 2018 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$2,36 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,59 miliar dan Jepang US$1,43 miliar, dengan kontribusi ketganya mencapai 37,78 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar US$1,53 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Maret 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$7,53 miliar (17,02 persen), diikut Jawa Timur US$4,77 miliar (10,77 persen) dan Kalimantan Timur US$4,59 miliar (10,37 persen).

Nilai impor Indonesia Maret 2018 mencapai US$14,49 miliar atau naik 2,13 persen dibanding Februari 2018, demikian pula jika dibandingkan Maret 2017 meningkat 9,07 persen.  Impor nonmigas Maret 2018 mencapai US$12,23 miliar atau naik 2,30 persen dibanding Februari 2018, sementara jika dibanding Maret 2017 meningkat 11,08 persen.  Impor migas Maret 2018 mencapai US$2,26 miliar atau naik 1,24 persen dibanding Februari 2018, namun turun 0,64 persen dibanding Maret 2017.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Maret 2018 dibanding Februari 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik US$286,9 juta (14,84 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan listrik sebesar US$153,1 juta (9,19 persen).

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai US$10,16 miliar (27,30 persen), Jepang US$4,33 miliar (11,64 persen), dan Thailand US$2,57 miliar (6,89 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 9,41 persen.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Maret 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 22,08 persen, 18,35 persen, dan 27,72 persen. (001)