Mendag Zulkifli Hasan Kunjungi Pabrik Indomie di Kairo

Mendag  Zulkifli Hasan  bersama Duta  Besar  RI  untuk  Mesir  Lutfi  Rauf dan  Pimpinan  Kamar  Dagang  dan  Industri Indonesia (KADIN) Indonesia  bertemu  dengan  pimpinan  pabrik  Indomie  di  Mesir,  antara  lain  General  Manager  Imri  Yahya, General  Manager  Transworld  Mugetaba  Abusabeeb,  Direktur  Manufaktur  Salim  Wazaran  Group  Arif Subowo dan Wakil CEO Ahmad Muafi.

KAIRO.NIAGA.ASIA – Dalam misi dagang ke Mesir, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan juga mengunjungi salah satu pabrik Indomie di Kairo  di  bawah  perusahaan  Salim  Wazaran  Abu  Alata  Ltd.

Pada  kunjungan, Selasa (16/5/2023)  tersebut,  Mendag  Zulkifli Hasan  bertemu  dengan  pimpinan  pabrik  Indomie  di  Mesir,  antara  lain  General  Manager  Imri  Yahya, General  Manager  Transworld  Mugetaba  Abusabeeb,  Direktur  Manufaktur  Salim  Wazaran  Group  Arif Subowo dan Wakil CEO Ahmad Muafi. Hadir  dalam  acara  Duta  Besar  RI  untuk  Mesir  Lutfi  Rauf dan  Pimpinan  Kamar  Dagang  dan  Industri Indonesia (KADIN) Indonesia.

Pada  kunjungannya,  Mendag  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  mengatakan,  Kemendag  siap  memfasilitasi pebisnis Indonesia yang berpotensi membangun pabrik atau kantor cabang di luar negeri, khususnya Mesir.

Salah  satunya  seperti  yang  dilakukan  PT  Indofood Sukses  Makmur  yang  mendirikan  pabrik  di Mesir. Langkah   tersebut   diharapkan   akan   semakin   memperkuat   pencitraan   produk (branding)Indonesia sebagai pusat komoditas primer sertamakanan olahan dunia di dunia.

“Kemendag tidak hanya berkomitmen mendukung pelaku  usaha  untuk  mengekspor  produknya  dari Indonesia  ke  pasar  global,  tetapi  juga  siap  memfasilitasi  pebisnis  dalam  mendirikan  pabrik  atau kantor  cabang  di  luar  negeri.  Dengan  mendirikan  pabrik  di  Mesir  diharapkan  akan  memperkuat branding yang nantinya akan menimbulkan efek ganda(multiplier effect) dalam mempromosi produk-produk kuliner Indonesia lainnya di pasar global,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menegaskan, kunjungan ke perusahaan importir Mesir dan eksportir Indonesia merupakan  agenda penting dari rangkaian kegiatan misi dagang yang dilaksanakan Kemendag.

“Misi dagang  ini  merupakan  wujud  nyata  komitmen  Kemendag  dalam  mendorong  pertumbuhan  kinerja ekspor nonmigas nasional, termasuk makanan olahan dan bahan pangan lainnya,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Menurut  Mendag  Zulkifli  Hasan,  Indonesia  akan  menjadi  salah  satu  negara  tujuan  utama  para buyer dalam mengidentifikasi pemasok produk-produk primer dan makanan olahan yang terpercaya sebagai mitra dagang.

“Keunggulan produk makanan Indonesia yang dapat mendongkrak nilai jualnya di mata buyer salah satunya adalah kehalalannya. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, konsep halal produk Indonesia sudah tidak diragukan masyarakat Mesir,” imbuhnya.

Mesir, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, merupakan hub perdagangan atau pintu masuk perdagangan ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Sehingga peluang pasar yang tersedia pun  bertambah  luas.

Mendag  Zulkifli  Hasan  berharap,  produsen  makanan  dan  bahan  pangan  dari Indonesia  dapat  mencermati  dan  memanfaatkan  potensi  pasar  tersebut.  Terlebih  dengan  telah ditandatanganinya Joint Trade Commission (JTC) antara Indonesia dan Mesir.

“Melalui JTC, peluang eksportir Indonesia untuk merambah pasarMesir  dan  sekitarnya  semakin terbuka.  Jadi,  silahkan  dimanfaatkan  peluang  beserta  kesempatan  yang  ada.  Jangan  ragu  untuk menghubungi  kami  di  Kemendag  atau  menghubungi  pihak  KADIN  maupun business  councildi  kedua negara,” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag  Zulkifli  Hasan  menambahkan,  pada  2022,  populasi  Mesir  tercatat  hampir  110  juta  jiwa.

“Dengan jumlah populasi tersebut, peluang pasar makanan dan minuman Indonesia sangat besar untuk  memenuhi  kebutuhan  Mesir  terhadap  pangan.  Indonesia  bisa  memanfaat  peluang  tersebut didukung dengan sumber daya alam yang melimpah,”urainya.

Pabrik Indomie di Kairo.

Wakil CEO Salim Wazaran Group, Ahmad Muafi menyampaikan, Indomie saat ini memiliki dua pabrik di   Mesir. Pabrik tersebut   dibangun   pada   2009   dan 2020   dengan   total   12   lini   produksi   yang memproduksi  160  juta  bungkus Indomie  per  bulan.

“Ke  depannya, Indomie  berencana  membangun pabrik ketiga di Mesir,”ujar Ahmad.

Pada Januari–Maret 2023, perdagangan kedua negara telah mencapai USD 432,90 juta. Pada periode tersebut,  nilai  ekspor  Indonesia  tercatat  sebesar  USD  379,40  juta  dan  impor  senilai  USD  53,50  juta.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 325,80 juta. Berdasarkan  data  terbaru,  komoditas  ekspor  utama  dari  Indonesia  ke  Mesir,  yaitu crude  palm  oil(CPO)  dan  turunannya,  kopi,benang  dari  serat  stable  artifisia,  kayu  dan  barang  dari  kayu,  kertas, bahan kimia organik, makanan olahan, serta karet dan barang dari karet.

Sedangkan,  total  perdagangan  tahun  2022  sebesar  USD  1,57  miliar.  Dari  nilai  tersebut,  ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,34 miliar dan impor Indonesia dari Mesir sebesar USD 0,23 miliar.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 1,11 miliar. Dalam kurun  waktu  lima  tahun  terakhir  (2018–2022),  perdagangan  kedua  negara  menunjukkan  tren  positif 11,21 persen.

Mendag  Zulkifli  Hasan  mengajak  para  pelaku  usaha  Indonesia  dan  Mesir  untuk  terus  berkolaborasi.

“Diharapkan kunjungan kerja kali ini memunculkan ide-ide  baru  untuk  pengembangan  bisnis  para pelaku usaha Indonesia di kancah global, khususnya Mesir. Mari berkolaborasi demi peningkatan nilai perdagangan kedua negara, sekaligus mendorong ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir,”pungkas Mendag Zulkifli Hasan

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: