Mengenal Tradisi Peusijuek dari Masyarakat Aceh di Samarinda Untuk Kopka Azmiadi

Kopka Azmiadi saat mengikuti tradisi Peusijuek dari masyarakat Aceh di Samarinda, Minggu 19 Februari 2023 (niaga.asia/Saud Rosadi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Himpunan Masyarakat Aceh (HIMA) Kalimantan Timur di Samarinda menggelar tradisi Peusijuek. Tradisi turun temurun masyarakat Aceh itu ditujukan kepada dua warga Kalimantan Timur kelahiran provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Kedua orang itu adalah prajurit Kodim 0901 Samarinda yang bertugas sebagai Babinsa Sungai Dama, Kopral Kepala (Kopka) Azmiadi yang segera mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Sersan Dua, serta Zarman Putra, Kepala Bagian Operasional Polres Penajam Paser Utara, yang baru saja naik pangkat menjadi Komisaris Polisi.

Peusijuek dalam bahasa Indonesia seperti selamatan (membaca doa selamat) atau tepung tawar. Selamatan apabila ada orang yang mendapatkan rezeki dalam kehidupannya,” kata Ustaz Bahtiar, dalam perbincangan di Warung Aceh Jalan Sawo, Samarinda, Minggu.

Rezeki itu dalam banyak hal. Di antaranya ketika memiliki anak, keberuntungan dalam hidup, melaksanakan ibadah serta pernikahan.

“Itu biasanya dari masyarakat Aceh mengawalinya dengan Peusijuek, tujuannya agar acara itu selamat dunia dan akhirat. Makanya dilakukan Peusijuek,” ujar Ustaz Bahtiar.

“Ini sebagai bentuk kekompakan warga Aceh di Samarinda, dalam HIMA Kaltim di Samarinda. Inisiatornya adalah pemilik warung Aceh ini, Bapak Fadlullah Puteh, sebagai Ketua HIMA Kaltim,” Ustaz Bahtiar menambahkan.

BACA JUGA :

Cerita Babinsa Azmiadi Gadai Motor Buat Sewa Ekskavator Evakuasi Trailer di ‘Gunung Manggah’

KASAD Jenderal Dudung Naikan Pangkat Luar Biasa Babinsa Kopka Azmiadi

Terima Penghargaan Panglima TNI, Kopka Azmiadi: Untuk Warga Samarinda

Lagi, Kopka Azmiadi Diganjar Penghargaan Jenderal TNI

Gelaran tradisi Peusijuek itu lahir dari musyawarah beberapa orang, bagian dari HIMA Kaltim.

“Akhirnya jadinya seperti ini. Bersyukur kita memiliki keberuntungan seperti Pak Azmiadi dan Pak Zarman Putra,” Ustaz Bahtiar menerangkan.

Tradisi Peusijuek bagi Azmiadi bukan hanya karena Azmiadi menjadi viral dalam beberapa pekan ini.

“Tidak hanya karena viral. Yang terpenting ada sedikit rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita, ada sedikit nikmat dari Allah yang diberikan ke kita, maka kita akan laksanakan Peusijuek sebagai ungkapan terima kasih atas nikmat yang diberikan. Walaupun sekecil apapun itu,” jelas Ustaz Bahtiar.

HIMA Kalimantan Timur mengapresiasi peran dan kehadiran Azmiadi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kota Samarinda.

Kopka Azmiadi menjalani tradisi Peusijuek masyarakat Aceh di Samarinda, Minggu 19 Februari 2023 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Iya, di samping itu Pak Azmiadi bermanfaat bagi warga Samarinda. Jadi Peusijuek itu adat masyarakat Aceh, dan di setiap daerah juga memiliki cara yang hampir sama dengan Peusijuek,” Ustaz Bahtiar menambahkan.

Fadlullah Puteh, Ketua HIMA Kalimantan Timur yang juga pemilik Warung Makan Aceh di Jalan Sawo, Samarinda, mengatakan, Peusijuek adalah salah satu bentuk ucap syukur masyarakat Aceh di tanah rantau Kalimantan Timur.

“Untuk itu kita panjatkan doa syukur. Di balik itu semua, ada Pak Azmiadi yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa. Juga ada warga kelahiran Aceh, Pak Zarman Putra, berkarier di sini dan juga mendapatkan mendapatkan kenaikan pangkat. Ada juga lainnya hanya tidak berkesempatan hadir di sini,” kata Fadlullah Puteh.

Tidak ada yang menyangka, Azmiadi adalah putra kelahiran Aceh, dan kini sebagai Wakil Ketua HIMA Kalimantan Timur. Dia tidak mengira Peusijuek ditujukan bagi dirinya dan juga Zarman Putra.

Suasana sebagian warga asal Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) berbaur menghadiri tradisi Peusijuek bagi Azmiadi dan Zarman Putra, Minggu 19 Februari 2023 (niaga.asia/Saud Rosadi)

“Saya kira undangan Isra’ Mi’raj. Ternyata ini kegiatan khusus untuk saya dan Pak Putra (Zarman Putra),” kata Azmiadi.

Peusijuek adalah tradisi masyarakat Aceh. Selalu diadakan setiap mendapatkan rezeki, seperti berkah kenaikan pangkat. Sujud syukur kepada Allah SWT dengan tradisi Peusijuek,” Azmiadi menambahkan.

Perantau warga Aceh di Kaltim ada sekitar 1.000 orang. Di mana sekitar 200 orang di antaramya bertempat tinggal di kota Samarinda.

“Kalau soal rindu Aceh, pasti rindu Aceh. Tapi karena kami sering berkumpul, misalnya kalau ada kegiatan sosial, di sini (Warung Aceh) jadi titik temu untuk berembug,” ujar Azmiadi.

“Tapi untuk Peusijuek ini saya tidak diajak (berembug). Diminta datang untuk syukuran. Tapi ternyata syukuran untuk kami berdua (bersama Zarman Putra),” demikian Azmiadi.

Dalam Peusijuek, dilakukan pemotongan satu ekor kambing dan dimasak dengan khas bumbu rempah Aceh untuk disantap bersama tokoh masyarakat Aceh di Kaltim, warga Aceh berikut tamu undangan, serta doa bersama dipimpin Ustaz Bahtiar.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: