Menlu RI: “Menghentikan Ancaman TBC Adalah Investasi Pembangunan”

Menlu RI Retno Marsudi membuka kegiatan side event mengenai “Investing Right, Investing Now to End TB” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Polandia, dan Stop TB Partnership, di sela-sela sidang SMU ke-78 PBB di New York, AS (21/9/2023). (Foto Kemlu RI)

NEW YORK.NIAGA.ASIA – Tuberkulosis masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat global. Sekitar 1,6 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat TBC, menjadi penyakit paling menular kedua setelah Covid-19. Sangat disayangkan TBC lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Ini mencerminkan ketidaksetaraan global.

Menlu RI Retno Marsudi mengungkap hal itu dalam sambutannya ketika membuka kegiatan side event mengenai “Investing Right, Investing Now to End TB” yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Polandia, dan Stop TB Partnership, di sela-sela sidang SMU ke-78 PBB di New York, AS (21/9/2023).

Untuk itu,  Menlu Retno mengajak negara-negara berkolaborasi dalam 2 (dua) hal,yaitu:

Pertama, memutuskan lingkaran setan antara TBC dan Kemiskinan.

Kemiskinan adalah lahan subur untuk TBC. Sementara TBC juga sangat berdampak bagi masyarakat, yang dapat membuat masyarakat jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

“Menghentikan ancaman TBC adalah investasi pembangunan” ucap Menlu RI.

“Keluarga yang sembuh dari TBC, dapat bangkit kembali, melakukan aktivitas ekonomi yang produktif, dan memperoleh kembali sedikitnya 50% dari kerugian yang mereka alami sebelumnya,” lanjutnya.

Retno menegaskan bahwa masyarakat yang rentan perlu dikeluarkan dari lingkaran setan ini, antara lain dengan memperkuat ketahanan masyarakat, memperbaiki akses pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kesadaran tentang TBC.

Kedua, investasi kolektif untuk pengembangan vaksin baru.

“Adanya terobosan dalam pengembangan vaksin TBC harus menjadi tujuan bersama” tegas Retno.

Penelitian dari Universitas Harvard menyebutkan bahwa vaksin TBC yang efektif di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dapat memberi manfaat kesehatan sekaligus keuntungan ekonomi bernilai miliaran dolar.

Menlu selanjutnya mengingatkan pelajaran berharga dari pandemi COVID-19 bahwa kesamaan pandangan mengenai kedaruratan Covid-19 membawa dampak positif.

Menlu mengajak semua pihak untuk bekerja sama.

“Dunia menantikan adanya hari, di mana TBC hanyalah kenangan dan bagian dari masa lalu. Untuk itu, kita harus bekerja bersama-sama dan kita harus bergerak sekarang” tutup Menlu RI.

Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan 

Tag: