Menular Lebih Cepat, Kasus Omicron Ditemukan di Kaltim

Ilustrasi perawatan pasien terkonfirmasi Covid-19 (Foto : handout/SHUTTERSTOCK)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi ditemukannya kasus Omicron di Kalimantan Timur. Masifnya infeksi COVID-19 ikut menaikkan keterisian tempat tidur perawatan (Bed Occupancy Rate/BOR) COVID-19 hingga 5 persen.

Litbangkes Kemenkes mengeluarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari 11 sampel probable Omicron yang dikirimkan Dinas Kesehatan Kalimantan Timur pada akhir Januari 2021 lalu.

“Iya benar (kasus Omicron ditemukan di kota Bontang, Balikpapan dan Berau). Hasil WGS lainnya masih kita tunggu,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Masitah, dikonfirmasi niaga.asia, Kamis.

Masifnya penularan, di mana hari ini misalnya mencapai tertinggi 1.788 kasus infeksi baru, memang telah menguatkan kecurigaan disebabkan varian Omicron yang dikenal lima kali lebih cepat menular.

“Mobilitas kan tidak ditutup. Awalnya memang dominan dari pelaku perjalanan. Tapi kalau sekarang sudah transmisi lokal ya sudah seperti daerah lain yang sudah ada ditemukan varian (Omicron) itu,” ujar Masitah.

Meski ditemukan kasus COVID-19 dari varian Omicron, penanganan dan protokol kesehatan tetap sama.

“Bagaimana kita melakukan percepatan vaksinasi dan penegakkan disiplin protokol kesehatan 5M. Kasus infeksi Omicron ini justru di antaranya pernah terpapar sebelumnya. Meski rata-rata bergejala ringan, dan melakukan isolasi mandiri,” terang Masitah.

Tingginya kasus harian, juga ikut berimbas pada kenaikan rasio keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) perawatan COVID-19 dari 44 RS di Kalimantan Timur.

Di mana pada 44 RS itu kapasitas tersedia untuk ICU COVID-19 ada 171 tempat tidur dan isolasi COVID-19 ada 1.304 tempat tidur. BOR mencapai 20 persen hari Kamis dari sebelumnya 17 persen pada hari Senin.

“Penularan masif dari Omicron lima kali lebih cepat menular. Meski infeksi naik dengan cepat, semoga cepat kembali turun,” demikian Masitah.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: