Naikkan Produksi Migas, SKK Migas Sampaikan 5 Aspek Transformasi

aa
Ilustrasi lapangan migas Kaltim di Handil.

BANDUNG.NIAGA.ASIA-Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan 5 aspek transformasi SKK Migas untuk dapat mencapai target Long-term plan produksi nasional 1 juta barrel per day, yaitu:  Clear Vision, Smart organization,  One door policy, Commercialisation, dan Digitalisasion.

Hal itu disampaikan Dwi Soetjipto dalam Forum Eksplorasi dan Produksi (EP) SKK Migas bersama seluruh K3S eksplorasi dan eksploitasi, serta ahli kebumian dari lembaga pemerintahan, universitas, organisasi profesi, dan services company akan mendiskusikan serta melakukan sharing berbagai metode dan pemikiran atau paradigma baru dalam menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan utama Long Term Plan produksi migas nasional di Bandung, Rabu (11/12) dan dirilis di situs skkmigas.go.id.

Menurutnya, Long Term Plan produksi migas nasional sendiri merupakan kelanjutan dari rapat kerja SKK Migas pada 12 Januari 2019 tentang empat hal yang perlu menjadi rencana jangka panjang utama saat ini, yakni memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada (Maximizing Existing), transformasi resources menjadi reserves, implementasi kegiatan enhance oil recovery (EOR), dan meningkatkan kegiatan eksplorasi secara massif untuk mendapatkan giant discovery.

“Upaya memaksimalkan potensi reservoir dan produksi yang ada sekarang dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi sudah sangat menantang, baik dari sisi teknis subsurface, operasional maupun keekonomian,” ujar Dwi.

Adapun transformasi status resource menjadi reserve sangat penting untuk dilakukan karena saat ini terdapat penemuan yang belum dikembangkan atau undeveloped discovery sebesar 1.7 BnBo dan 27 Tcf, yang memerlukan upaya nyata untuk dapat segera diproduksi. Kemudian implementasi kegiatan EOR memerlukan terobosan agar kegiatan itu dapat dilakukan secara full-field. Kegiatan eksplorasi juga harus dilakukan secara massif agar penemuan-penemuan significant atau giant discovery dapat terwujud untuk dapat mencapai target produksi 1 juta barel per day.

“Melalui kegiatan tersebut, diharapkan seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas dapat melakukan sharing, dan mendapatkan masukan terkait opportunity untuk berbagai metode baru dalam peningkatan cadangan dan produksi migas nasional,” harapnya.

Pada Diskusi Panel, SKK Migas sebagai pengawas dan pengendali kegiatan hulu migas nasional, bersama-sama dengan Pertamina sebagai pemegang kontribusi produksi yang akan memegang lebih dari 50% kontribusi produksi nasional, serta Dirjen Migas sebagai wakil dari pemerintah, menyampaikan strategi besar, terobosan, serta business unusual yang akan dilakukan untuk peningkatan cadangan dan produksi untuk mencapai 1 juta barrel. Harapannya, pemerintah dapat mendukung melalui regulasi yang diperlukan untuk mempermudah investasi dan proses-proses dalam peningkatan produksi nasional.

Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Suardin, memaparkan mengenai identifikasi potensi pada masing-masing 4 pilar utama strategi untuk mendukung perkiraan produksi migas nasional jangka panjang dalam rangka mencapai produksi 1 juta barrel di tahun 2031.

“Potensi Indonesia masih sangat besar, SKK Migas akan terus berupaya mengajak seluruh investor dan pemangku kepentingan industri hulu migas untuk bekerja sama. SKK Migas siap untuk mengawal investasi yang masuk,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, selaku penanggung jawab acara Forum EP menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk menyamakan pemahaman terkait tujuan jangka panjang tersebut.

“Harapannya, forum ini dapat menciptakan terobosan-terobosan baru dalam rangka pencapaian tujuan mulia tersebut,” ujar Wahju.

Kegiatan Forum EP juga memamerkan berbagai metode dan teknologi dalam upaya peningkatan cadangan dan produksi melalui booth pameran dari beberapa K3S dan services company. (001)

 

 

 

 

 

 

Tag: