Cerpen Karya: Efrinaldi

Ketika aku masih kuliah di Bandung, aku suka gathering dengan teman sekelas dan teman seangkatan. Aku pernah dijadikan maestro ketika reuni perak, berdua dengan satu teman wanita dari jurusan farmasi. Para maestro ini dibukukan dan dibagikan secara cuma-cuma ke peserta gathering teman seangkatan.
Penobatan itu cukup memberikan gairah padaku untuk berkarya. (Note: walau sering menjadi bumerang bagiku karena banyak yang menjadi iri dan memasang kuda-kuda menghadapiku). Sementara temanku yang wanita, karena penyandang lupus, bergerak di yayasan sosial yang masih aktif sampai kini.
Menjalin perteman dengan sebaya adalah salah satu kunci sukses orang dalam kehidupan. Berbagi pengalaman yang real sangat bermanfaat, karena persoalan yang dihadapi orang seusia atau sebaya adalah sama.
Kini aku di masa pensiun. Aku kembali ke kampung halaman. di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Aku menjalin pertemanan dengan teman lama yaitu teman seangkatan SMP dan/ atau SMA. Ini menggairahkan aku. Aku kembali bersemangat menjalani kehidupan setelah dua tahun pensiun, dimana aku jadi agak lesu, banyak tidur.
Tahun lalu aku ikut reuni akbar. Aku menjadi bintang acara. Cukup menikmatinya, namun kata istriku aku “excited”. Cuma dua bulan setelah reuni kembali normal. Ya, itulah yang terjadi, acara seperti itu hanya efek buih, menyusut sendiri dengan berjalannya waktu. Buah reuni adalah aku bertemu dengan teman sebaya yang memiliki koran on-line. Karena aku jadi berkesempatan menjadi cerpenis di korannya.
Reuni baru lalu aku semakin populer dan menjadi salah satu pengurus di paguyuban teman sebaya itu. Ini membuatku bergairah dan membuat hidupku kembali bersemangat, serasa muda lagi. Aku diharapkan menjadi pembaharu paguyuban. Mulailah aku menjadi aktifis penggerak paguyuban dan terus menjadi cerpenis koran teman sebaya itu.
Namun, kata istriku, akan terlalu “excited” membuat malah kurang istirahat, kebalikan dengan dua tahun lalu yang banyak tidur. Sepertinya aku harus menyetel aktifitasku sehingga ritme kehidupanku cukup seimbang antara beraktifitas dan beristirahat/ tidur.
Dalam waktu dekat akan ada gathering lagi. Berlokasi di ruang terbuka yaitu kolam renang dengan konsumsi nasi bungkus. Aku membayangkan akan mendapat cerita tentang aktifitas teman-teman sebayaku saat ini, tentang anak, cucu dan menantunya, tentang hobby dan saling berbagi cerita lucu di masa lalu dan masa kini.
Ya, kita makhluk sosial. Dengan berhubungan dengan sesama manusia hidup terasa berdenyut, dinamis. Namun, kini umur anggota paguyuban telah 60+ tahun. Usia manula. Tentu berbeda dengan usia lebih muda yang sibuk dengan berbagi cerita tentang tip-tip meraih karir yang sukses.
Paguyuban manula ini lebih pada untuk adanya sahabat di masa pensiun yang mulai kehilangan banyak teman/ kolega selama masa aktif bekerja. Aktifitas adalah menjalin persahabatan, bersama dalam suka dan duka, berbahagia bersama dan saling mengajak pada kebaikan untuk menghadapi kehidupan kekal di akhirat. Mati husnul khatimah dan masuk surga.@
Tag: Cerpen