PDAM Samarinda Investasi Rp1,6 Miliar untuk Smart Water Meter

Direktur Teknik Perumdam Tirta Kencana Samarinda, Ali Rahman AS, ST. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Perumdam (PDAM) Tirta Kencana Samarinda tahun  investasi Rp1,6 miliar untuk smart water meter (SWM). Investasi tersebut untuk mengganti 2.500 meteran air lama  dengan yang baru berisikan teknologi Narrowband Internet of Things (NB-IoT) ditanam dalam alat ukur penggunaan air.

“Dalam pemakaian SWM ini kita kerja sama dengan Telkom. Tahun ini kita mulai untuk 2.500 meteran pelanggan. Dengan teknologi ini, PDAM tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai pembaca meteran pelanggan,” kata Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Samarinda Nor Wahid Hasyim, ST, MM didampingi Direktur Teknik, Ali Rahman AS, ST menjawab Niaga.Asia, Kamis (27/4/2023).

Untuk SWM ini, lanjut Nor Wahid, sebanyak 2.500 meteran dikerjasamakan dengan PT Telkom, disamping itu ada juga paket pekerjaan yang sama dikerjakan secara mandiri. Kemudian juga ada paket pekerjaan DMA (Distrik  Meter Area) juga dilaksanakan secara mandiri, tapi mendapatkan pendampingan dari PDAM Kota Malang.

“Jadi kita masuk ke teknologi digital dan automatic. Tujuannya meningkatkan keakuratan layanan ke pelanggan, efisiensi,” ujar Nor Wahid lagi.

Smart Water Meter merupakan bagian dari teknologi Smart Grid yang berfungsi sebagai last mile atau akses pelanggan di mana semua perangkat dan alat terhubung secara online dengan pengelolaan server terpusat. Komponen Smart Water Meter terdiri dari sistem smart meter, sistem komunikasi terintegrasi, dan sistem aplikasi pada server.

baca juga:

Konstruksi Jalan Beton Menjadi Tantangan PDAM Samarinda Mengatasi Pipa Bocor

Awal Mei Tim Pemkot Samarinda Verfak Warga Miskin yang Berhak Dapat Air PDAM Gratis 10M3

Informasi yang dikirim Smart Water Meter bersifat realtime ke server induk Perumdam Tirta Kencana. (Foto Dok Niaga.Asia)

Sementara itu secara teknis, Direktur Teknik Perumdam Tirta Kencana, Ali Rahman AS, ST menambahkan, pemakaian SWM yang dilengkapi dengan NB-IoT, mempercepat aliran informasi volume air yang dipakai pelanggan setiap bulannya ke server induk di bagian tagihan.

“Jadi kita tidak lagi menunggu hasil dari pembaca meteran yang selama ini bergerak ke rumah-rumah mencatat pemakaian air pelanggan. Pelanggan sendiri juga bisa melihatnya secara otomatis lewat hape masing-masing,” ucapnya.

“Dari investasi di SMW ini, kita mendapatkan data realtime pemakaian air oleh pelanggan. Sebaliknya pelanggan juga mendapatkan hal yang sama. Harapan kita tentu, pelanggan yang menunggak menjadi berkurang,” imbuh Ali Rahman.

Tahap I tahun ini, SMW sebanyak 2.500 itu dipasang di komplek-komplek perumahan yang ada di Samarinda, seperti Citraland, Villa Tamara dan sejenisnya. Setelah selesai, dilakukan evaluasi, kemudian akan dilanjutkan lagi tahun-tahun berikutnya dengan penyesuaian-penyesuaian, memperhatikan karakter permukiman pelanggan.

“Risiko dari penggunaan teknologi  untuk membaca meteran air ini, mau tidak mau, rekanan yang selama ini bekerja di PDAM, secara bertahap akan kehilangan pekerjaan,” kata Ali Rahman.

Kemudian , konsep DMA dengan menggunakan alat otomatis PRV (Presure Reducer Valve) juga dalam rangka mengefektifkan dan mengefisenkan operasional perusahaan, memberikan jaminan pasokan air ke distrik atau wilayah pelanggan, dan bisa membagi air lebih luas ke pelanggan.

Sebagai contoh, kata Ali Rahman, apabila alat PRV dipasang di pipa distribusi ke perumahan Villa Tamara, PDAM  dalam seminggu bisa mendapatkan detail pemakaian air oleh pelanggan di Villa Tamara dari hari per hari, dalam seminggu, bahkan bisa lebih detail, hari-hari apa saja pemakaian air meningkat.

“Dari informasi yang kita terima begitu lengkap, volume air yang biasa dialirkan ke Villa Tamara, bisa kita alihkan ke distrik atau wilayah permukiman lain, sehingga distribusi air lebih merata dan adil ke pelanggan,” kata Ali Rahman.

Investasi untuk DMA dengan PRV, lanjutnya, untuk satu distrik atau kawasan sebesar Rp500 juta. Pada tahap awal ini direalisasikan di empat kawasan, atau total investasi sebesar Rp2 miliar.

Menurut Ali Rahman lagi, secara bertahap di internal produksi sudah dipakai teknologi informasi untuk menghitung air baku yang diambil dari sungai hingga yang masuk ke instalasi pengolahan, dan volume air yang didistribusikan ke pelanggan melalui pipa distribusi sepanjang 1.600 kilometer.

“Kita bisa pantau realtime,” ucapnya

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: