Pemimpin Keuangan G20 Bertemu di Bali, Sri Mulyani Ingatkan Ini

Turis asing berjalan melewati spanduk KTT G20 di dekat tempat pertemuan Menteri Keuangan G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, pada 14 Juli 2022. Sonny Tumbelaka/Pool via REUTERS

NUSA DUA.NIAGA.ASIA — Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan pada hari Jumat, menjadi sangat penting bagi para pemimpin keuangan G20 untuk mencapai kesepakatan selama pembicaraan di Bali.

Sri Mulyani memperingatkan jika kesepakatan tidak dicapai, itu bisa menjadi “bencana” bagi negara-negara berpenghasilan rendah yang menghadapi kenaikan harga pangan dan energi.

Para pemimpin keuangan dari Kelompok 20 negara-negara ekonomi utama bertemu di Bali. Sebagai tuan rumah Indonesia mencoba untuk menemukan titik temu dalam kelompok yang dilanda perang Ukraina dan meningkatnya tekanan ekonomi dari lonjakan inflasi.

Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai “operasi militer khusus”, telah membayangi pertemuan G20 sebelumnya, termasuk pertemuan para menteri luar negeri pekan lalu.

Sri Mulyani mengatakan dunia memiliki harapan besar bahwa kelompok itu akan dapat menemukan solusi untuk tiga ancaman perang, kenaikan harga komoditas, dan efek limpahannya pada kemampuan negara-negara berpenghasilan rendah untuk membayar utang.

“Kami sangat sadar bahwa biaya kegagalan kami untuk bekerja sama lebih dari yang kami mampu. Konsekuensi kemanusiaan bagi dunia, dan terutama bagi banyak negara berpenghasilan rendah akan menjadi bencana besar,” kata Sri Mulyani, dikutip niaga.asia dari Reuters.

Anggota G20 termasuk negara-negara barat yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan menuduhnya melakukan kejahatan perang di Ukraina, yang dibantah Rusia, serta negara-negara seperti China, India dan Afrika Selatan, lebih diam dalam tanggapan mereka.

Sri Mulyani meminta anggota G20 untuk lebih sedikit berbicara tentang politik dan “membangun jembatan antara satu sama lain” untuk memberikan keputusan dan tindakan yang lebih teknis.

“Kita perlu memperkuat semangat multilateralisme, kita juga perlu membangun jaring pengaman untuk kerja sama kita di masa depan,” ujar Sri Mulyani.

Pejabat Jerman dan Prancis telah menyatakan skeptisisme bahwa kesamaan dapat dicapai menyusul ketegangan di Ukraina.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengutuk “perang brutal dan tidak adil” Rusia di Ukraina dan mengatakan pejabat keuangan Rusia yang ambil bagian dalam pertemuan itu berbagi tanggung jawab atas “konsekuensi mengerikan” atas perang.

Menteri Keuangan Ukraina diharapkan untuk berbicara di salah satu sesi secara virtual, kata Indonesia. Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov juga akan berpidato dalam pertemuan tersebut secara virtual, di mana wakilnya melakukan perjalanan ke Bali.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov keluar dari satu sesi pertemuan dengan rekan-rekannya Menlu G20 di Bali pekan lalu, menyusul apa yang disebutnya “kritik gila-gilaan” terhadap negaranya atas perang tersebut.

Pertemuan itu berakhir tanpa komunike atau pengumuman kesepakatan.

Yellen mengatakan salah satu tujuan utamanya adalah untuk mendorong kreditur G20, termasuk China, untuk menyelesaikan keringanan utang bagi negara-negara yang mengalami kesulitan utang.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: