Pemkot Mau Bikin Kereta Api Monorel di Samarinda, Ini Pertimbangan Rutenya

Ilustrasi kereta api monorel (istimewa/net)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Kota Samarinda sedang bersiap menyambut kehadiran kereta api monorel. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) saat ini tengah melakukan kajian mendalam untuk menentukan jalur lintasan kereta api tersebut.

Diketahui, kereta api dengan sistem monorel merupakan sistem transportasi kereta api menggunakan jalur tunggal untuk berjalan, berbeda dengan kereta api konvensional yang menggunakan dua rel sejajar.

Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan (LLJ) Dishub Samarinda, Didi Zulyani, mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan beberapa jalur alternatif yang paling mumpuni.

“Pastinya jalur yang terbebas banjir. Sempat terpikirkan jalur lain, tapi itu perlu pertimbangan yang berhubungan dengan kondisi lokasi,” ujar Didi pada Rabu 20 Desember 2023.

Adapun beberapa jalur alternatif yang telah dipertimbangkan oleh Dishub Samarinda diantaranya, untuk di kawasan di Kelurahan Loa Buah, mulai dari Jalan KH Hasim Ashari – Jalan Mas Mansur – Terminal Sungai Kunjang – Jalan Untung Suropati – Jalan Slamet Riyadi – Islamic Centre – Jalan RE Martadinata.

Kemudian dilanjutkan menuju Jalan Gajah Mada dan Pasar Pagi – Jalan KH Abul Hasan – Jalan KH Agus Salim – Bandara Temindung – Jalan Poros Samarinda Bontang – Terminal Lempake – sekitaran Bukit Golf – Bandara APT Pranoto.

Pasalnya, lanjut Didi, pemilihan jalur tersebut berdasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 11 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase Jalur Kereta Api.

Nantinya, jalur tersebut memiliki jarak tempuh kurang lebih 21 kilometer (km) dengan panjang lintasan 14,6 km. Tentunya, pengadaan kereta api monorel ini sejalan dengan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah tercatat dalam rencana pengembangan jalur kereta api trans kalimantan yang melintasi wilayah Kota Samarinda.

“Sebenarnya tidak menutup kemungkinan bisa memilih alternatif lain. Sebab, untuk merealisasikan proyek ini masih membutuhkan waktu yang cukup panjang,” tandasnya.

Penulis : Annisa Dwi Putri | Editor : Saud Rosadi

Tag: