Penerima Anugerah Kebudayaan (4) Heronimus Riyang: Sebutan Pilar Budaya Pedalaman Perlu Ditinjau

Heronimus Riyang (istimewa)

UJOH BILANG.NIAGA.ASIA — Selama ini provinsi Kalimantan Timur dikenal memiliki tiga pilar budaya yakni pesisir, keraton dan pedalaman. Budaya pesisir dikonotasikan dengan budaya dari etnis yang mendiami pesisir sungai dan laut seperti Kutai, Banjar, Bajau dan Paser.

Budaya keraton bersumber dari Kesultanan Kutai Kartanegara Martadipura, Kesultanan Paser, Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung. Sedang budaya pedalaman didominasi budaya etnik Dayak.

Pemilahan pilar budaya Kaltim menjadi tiga itu, dikatakan penerima Anugerah Kebudayaan Kaltim 2022 Kategori Kreator Musik Daerah Heronimus Riyang, selama ini dianggap sebagai sekadar mempermudah dalam upaya inventarisasi budaya di Kaltim. Padahal pemilahan itu menimbulkan kesan yang kurang bagus. Terutama dalam pengistilahan dan penyebutan.

“Pembagian tiga pilar budaya Kaltim memang sudah tepat. Tapi penyebutan budaya pedalaman bagi kami dari etnis Dayak sebaiknya perlu ditinjau. Pedalaman itu selama ini dimaknai 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) sebagai tempat bermukimnya etnis Dayak. Penyebutan pedalaman untuk konteks seni budaya itu kurang tepat. Kenapa tidak disebut dengan pilar budaya Dayak saja?” kata Heronimus Riyang, pria yang lahir di Mamahak Besar, Long Bagun, 18 Agustus 1961 itu.

Budaya Dayak itu tumbuh dan berkembang di mana-mana. Tidak hanya di Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Hulu saja.

Penampilan Heronimus Riyang

“Di seluruh Kaltim ada orang-orang Dayak yang menumbuhkembangkan budaya Dayak,” mantan Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudahan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) itu.

Menyinggung tentang keberhasilannya meraih Anugerah Kebudayaan, Riyang, panggilan akrabnya, menyebut itu sebagai hasil dari proses berkarya mengangkat seni musik Dayak hingga ke tingkat nasional.

Lagu-lagu ciptaannya yang berakar dari musik Dayak sudah dikenal hingga ke mancanegara melalui media sosial seperti YouTube, Instagram dan lainnya. Lagu-lagunya yang dibawakan vokalis dan pemusik binaannya ditonton jutaan orang di YouTube.

“Saya bangga dan senang karya-karya saya diapresiasi dan digemari hingga sampai ke mancanegara. Ini membuktikan seni musik dan vokal Dayak itu sangat potensial,” tandas mantan ketua Dewan Kesenian Daerah Mahulu.

Penulis : Intoniswan | Editor : Saud Rosadi

Tag: