TANGERANG.NIAGA.ASIA – Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Canberra terus mendorong para pelaku usaha untuk dapat mengoptimalkan implementasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia(Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA).
Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono menyatakan, tren perdagangan kerja sama antara Indonesia dengan Australia terus meningkat. Hal ini, menjadi momentum bagi para pelaku usaha untuk dapat terus meningkatkan ekspor ke Australia.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia – Australia pada periode Januari—Agustus 2023 tercatat sebesar USD 8,12miliar. Pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai USD 13,32 miliar atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 12,64 miliar.
Demikian disampaikan dalam forum bisnis Indonesia – Australia dengan tema “Indonesia—Australia Growing Together” pada Sabtu (21/10) di Tangerang, Banten. Kegiatan dilaksanakan di sela gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 2023 yang dilaksanakan secara luring pada 18 – 22 Oktober 2023 dan secara daring hingga 18 Desember 2023 melalui www.tradexpoindonesia.com.
Turut hadir memberikan sambutan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams. Sedangkan Turut serta sebagai pembicara Sekretaris Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Ari Satria, Direktur Katalis Paul Bartlett, dan Atdag Canberra Agung Haris Setiawan.
“Hubungan antara Indonesia dan Australia semakin kuat beberapa tahun terakhir. Sejak lahirnya IA-CEPA, Indonesia dan Australia menikmati bertambahnya nilai perdagangan sebesar 86 persen. Kemudian, terdapat 168-170 persen peningkatan nilai investasi Australia ke Indonesia.Sehingga, para pelaku usaha dapat terus mengoptimalkan IA-CEPA,” ujar Dubes Siswo.
Dubes Siswo menjelaskan, Australia kembali menjadi salah satu dari 10 investor teratas di Indonesia. Berdasarkan data Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, setidaknya terdapat 50 buyers yang datang ke TEI ke-38 2023 pada hari Sabtu (21/10). Hal ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen yang diharapkan dari Australia.
Sekretaris Direktorat Jenderal PPI Ari Satria menyatakan, Indonesia dan Australia telah mengalami kemajuan pesat dalam hubungan ekonomi, terutama sejak implementasi IA-CEPA tiga tahun lalu. Penandatanganan IA-CEPAmembuka begitu banyak peluang bagi kedua negara.
“Indonesia dapat mendongkrak kinerja ekspor melalui IA-CEPA. Selain itu, Indonesia juga dapat memperbaiki diri dalam rantai nilai global melalui IA-CEPA. Tidak hanya itu, IA-CEPA dapat meningkatkan daya saing investasi yang berasal dari luar negeri,” ungkap Ari
Ari menuturkan, para pemangku kepentingan dunia usaha Australia dan Indonesia telah mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu dikolaborasikan guna mendukung perdagangan dan investasi melalui IA-CEPA.IA-CEPA juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia, termasuk di bidang-bidang seperti pertanian pangan, manufaktur maju, dan pengembangan keterampilan.
Proyek kakao
Atdag Canberra Agung Haris Setiawan menambahkan, pemerintah selalu berupaya untuk memberikan dukungan ke eksportir Indonesia melaluiKedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Atdag Canberra.
Pemerintah juga berkolaborasi dengan perwakilan Indonesia yang berada di Australia termasuk Katalis. Katalis adalah program pengembangan perdagangan dan investasi unik selama lima tahun yang didukung pemerintah. Katalis bertujuan untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Didirikan di bawah Program Kerja Sama Ekonomi dalam IA-CEPA (IA-CEPA ECP), Katalis melengkapi program pembangunan pemerintah Australia yang ada dengan pendekatan bilateral yang berorientasi komersial.
Haris menjelaskan, desain proyek percontohan ekspor agri-pangan (kakao)adalah salah satu contohpengembangan IA-CEPA yang dibuat Katalis .Program tersebut membantu merancang bagaimana Indonesia dan Australia dapat berkolaborasi untuk mempercepat ekspor kakao dan mendukung pemulihan ekonomi.
“Produk Indonesia itu kompetitif. Pada prinsipnya, buyerakan menentukan syarat. Tetapi, ada buyeryang tidak mempersyaratkan apa-apa. Saat ini,standardisasinya sudah mengikuti standar Australia. Harganya juga sudah sesuai dari permintaanbuyer,” tandas Haris.
Haris membuka kesempatan bagi para pelaku usaha yang ingin berdiskusi dengan perwakilan perdagangan di Australia.
“Kami siap memfasilitasi dan memperlancar kegiatan bisnis dan perdagangan dengan Australia. Seperti ditegaskan Presiden Joko Widodo, hubungan bilateral dan perekonomian dengan Australia merupakan prioritas bagi Indonesia,” pungkas Haris.
Bertindak sebagai panelis, Agriculture Minister Counsellor of Australian Embassy inIndonesiaDean Merrilees,Tenaga Ahli Free Trade Agreement Center Bandung Arief Bustaman, Lead Adviser for Market Acces Katalis Moekti P. Soejachmoen, dan Executive Managing DirectorAusindo Mina Fisheries Colin Marshall. Forum bisnis ini dihadiri 120 orang yang terdiri dari pelaku usaha serta pengunjung dan peserta TEI.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Australia